MAKKAH, KOMPAS.TV - Al-Masjid Al-Haram, atau jika diterjemahkan, Masjidil Haram, adalah situs paling suci dalam Islam dan terletak di jantung kota Makkah di Arab Saudi.
Masjidil Haram adalah bagian penting dari ibadah haji, yang harus dilakukan setiap Umat Muslim setidaknya sekali dalam hidup mereka jika mampu, selama waktu tertentu dalam setahun. Atau umrah, yang dapat juga dilakukan Umat Muslim kapan saja sepanjang tahun.
Seperti dilaporkan Arab News, Minggu (18/7/2021), Masjidil Haram memiliki situs-situs penting, termasuk Ka'bah, Hajar Aswad, sumur Zamzam, Makam Ibrahim dan perbukitan Safa dan Marwa.
Masjidil Haram memiliki 13 menara, menjadikannya masjid dengan jumlah menara terbanyak.
Banyak renovasi telah dilakukan untuk memperluas Masjidil Haram untuk meningkatkan kapasitas jamaah dan pengunjung.
Banyak dari renovasi terjadi sebelum berdirinya Kerajaan Arab Saudi, dan tiga ekspansi besar terjadi setelah berdirinya Kerajaan.
Ekspansi Saudi pertama dilakukan antara tahun 1955 dan 1973 dimana empat menara ditambahkan, langit-langit diperbarui dan lantai diganti dengan batu buatan dan marmer.
Galeri Mas'a termasuk dalam masjid, melalui atap dan selungkup.
Baca Juga: Jamaah Haji Terpilih Mulai Jalani Tawaf Al Qudum di Masjidil Haram Setelah Memasuki Kota Mekah
Perluasan kedua dilakukan di bawah Raja Fahd, antara tahun 1982 dan 1988.
Dia menambahkan area salat di luar ruangan ke masjid dan sayap baru yang dicapai melalui Gerbang Raja Fahd.
Antara 1988 dan 2005, perluasan tersebut mencakup 18 gerbang lagi, tiga kubah yang sesuai dengan posisinya di setiap gerbang, pemasangan hampir 500 kolom marmer, lantai berpemanas, AC, eskalator, dan sistem drainase.
Ekspansi besar ketiga terjadi pada masa pemerintahan Raja Abdullah.
Pada tahun 2008, raja mengumumkan bahwa perluasan akan melibatkan pengambilalihan tanah di utara dan barat laut masjid, seluas 300.000 meter persegi.
Pada tahun 2011, rincian lebih lanjut tentang perluasan diumumkan, meliputi area seluas 400.000 meter persegi, yang akan meningkatkan kapasitas masjid dari 770.000 menjadi lebih dari 2,5 juta jamaah setelah selesai.
Pada Juli 2015, Raja Salman meluncurkan lima megaproyek sebagai bagian dari Proyek Ekspansi Raja Abdullah, seluas 456.000 meter persegi.
Proyek ini dilakukan oleh Saudi Binladin Group.
Baca Juga: Air Mata Bahagia Tumpah Ketika Sekeluarga Terpilih Menunaikan Ibadah Haji
Setelah merebaknya Covid-19, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah, pada tanggal 5 Maret 2020 Masjidil Haram mulai ditutup pada malam hari dengan waktu kehadiran jamaah yang dibatasi dan dibatasi.
Pada 4 Oktober 2020, umrah dilanjutkan secara bertahap dalam tiga fase.
Fase pertama dibatasi untuk warga negara Saudi dan ekspatriat dari dalam Kerajaan untuk menutupi hanya 30 persen dari kapasitas masjid, yang memungkinkan hanya 6.000 jamaah untuk melakukan umrah dan salat dengan mengenakan masker dan menjaga jarak sosial.
Tahap kedua juga terbatas untuk penduduk setempat, dengan cakupan kapasitas 75 persen, memungkinkan 15.000 jamaah dan 40.000 jamaah memasuki Masjidil Haram sehari.
Fase terakhir membuka pintu bagi jamaah dari luar Kerajaan untuk melakukan umrah, yang mencakup 100 persen dari kapasitas masjid, yang berarti 20.000 jamaah, 60.000 jamaah, dan 19.500 pengunjung diizinkan masuk ke dalam masjid setiap hari, dengan langkah-langkah pencegahan.
Sumber : Kompas TV/Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.