Antara 1988 dan 2005, perluasan tersebut mencakup 18 gerbang lagi, tiga kubah yang sesuai dengan posisinya di setiap gerbang, pemasangan hampir 500 kolom marmer, lantai berpemanas, AC, eskalator, dan sistem drainase.
Ekspansi besar ketiga terjadi pada masa pemerintahan Raja Abdullah.
Pada tahun 2008, raja mengumumkan bahwa perluasan akan melibatkan pengambilalihan tanah di utara dan barat laut masjid, seluas 300.000 meter persegi.
Pada tahun 2011, rincian lebih lanjut tentang perluasan diumumkan, meliputi area seluas 400.000 meter persegi, yang akan meningkatkan kapasitas masjid dari 770.000 menjadi lebih dari 2,5 juta jamaah setelah selesai.
Pada Juli 2015, Raja Salman meluncurkan lima megaproyek sebagai bagian dari Proyek Ekspansi Raja Abdullah, seluas 456.000 meter persegi.
Proyek ini dilakukan oleh Saudi Binladin Group.
Baca Juga: Air Mata Bahagia Tumpah Ketika Sekeluarga Terpilih Menunaikan Ibadah Haji
Setelah merebaknya Covid-19, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah, pada tanggal 5 Maret 2020 Masjidil Haram mulai ditutup pada malam hari dengan waktu kehadiran jamaah yang dibatasi dan dibatasi.
Pada 4 Oktober 2020, umrah dilanjutkan secara bertahap dalam tiga fase.
Fase pertama dibatasi untuk warga negara Saudi dan ekspatriat dari dalam Kerajaan untuk menutupi hanya 30 persen dari kapasitas masjid, yang memungkinkan hanya 6.000 jamaah untuk melakukan umrah dan salat dengan mengenakan masker dan menjaga jarak sosial.
Tahap kedua juga terbatas untuk penduduk setempat, dengan cakupan kapasitas 75 persen, memungkinkan 15.000 jamaah dan 40.000 jamaah memasuki Masjidil Haram sehari.
Fase terakhir membuka pintu bagi jamaah dari luar Kerajaan untuk melakukan umrah, yang mencakup 100 persen dari kapasitas masjid, yang berarti 20.000 jamaah, 60.000 jamaah, dan 19.500 pengunjung diizinkan masuk ke dalam masjid setiap hari, dengan langkah-langkah pencegahan.
Sumber : Kompas TV/Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.