Baca Juga: Mudahkan Warganya Bepergian, 7 Negara Uni Eropa Ini Berlakukan Sertifikat Vaksin Covid-19 Digital
Selain itu, Perancis akan mendorong Uni Eropa menambah kriteria perekrutan pegawai baru, yaitu penguasaan banyak bahasa.
Diplomat Perancis itu berdalih, aturan berbahasa Perancis ini adalah cara mereka memperkaya bahasa di institusi-institusi Uni Eropa.
“Kita harus memperkayanya (bahasa kerja di Uni Eropa), dan menghidupkannya kembali sehingga bahasa Prancis benar-benar mendapatkan kembali pijakannya, dan di atas itu, (menimbulkan) rasa dan kebanggaan multibahasa,” ujar diplomat Perancis yang tak disebutkan namanya itu.
Saat ini, Inggris memang sudah keluar dari Uni Eropa. Akibatnya, hanya ada dua negara anggota Uni Eropa dengan Inggris sebagai bahasa resminya, yaitu Irlandia dan Malta.
Bagi Perancis, upaya mengganti bahasa utama di Uni Eropa dengan bahasa Ibu mereka ini tak sekadar langkah diplomasi ke luar negeri.
Baca Juga: CDC: Jika Terpapar Covid-19 Usai Vaksin, Gejalanya Terbukti Lebih Ringan
Pejabat Perancis tampaknya menjual kampanye bahasa Perancis di Uni Eropa untuk menggaet masyarakat dalam negeri mereka pula.
Diplomat-diplomat dari Eropa Timur mengaku jengkel dengan upaya Perancis ini. Hal ini karena mereka terbiasa berbicara bahasa Inggris, bukan bahasa Perancis.
“Itu bisa memecah belah. Beberapa (diplomat) takut kehilangan sesuatu, karena bahasa Perancis mereka juga tidak begitu bagus,” ujar salah seorang diplomat dari Eropa Timur.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.