ANKARA, KOMPAS.TV – Seorang bos mafia terdakwa pemimpin kejahatan membeberkan tudingan aneka kejahatan yang diduga dilakukan oleh para politisi anggota partai yang berkuasa di Turki.
Ia menyampaikan “nyanyiannya” itu melalui serial rekaman video yang diunggah di YouTube. Serial ini menuai popularitas dari rakyat Turki, dan membuatnya menjadi fenomena media sosial.
Sedat Peker (49), seorang bos kriminal buronan, telah mengunggah sejumlah video yang masing-masing berdurasi sekitar 90 menit dari markasnya di Dubai, Uni Emirat Arab (UAE).
Dalam video-video itu, Peker membeberkan tuduhan-tuduhan yang belum terbukti, mulai dari penyelundupan narkoba, pembunuhan yang ditutup-tutupi, hingga transfer senjata ke milisi Islam.
Unggahan video-video itu tampaknya merupakan upaya balas dendam Peker terhadap sejumlah tokoh politik Turki.
Melansir Associated Press pada Senin (7/6/2021), video-video yang diunggah di YouTube setiap minggu itu telah ditonton lebih dari 75 juta kali, dan menyebabkan kegemparan.
Video-video itu juga menimbulkan kekhawatiran atas korupsi negara dan membuat sejumlah pejabat bersikap defensif.
Video-video itu juga mengekspos dugaan keretakan antara faksi-faksi yang saling bersaing dalam partai yang berkuasa.
Baca Juga: Bos Mafia Ini Sebut Turki di Bawah Presiden Erdogan Telah Memasok Kelompok Teroris Suriah
Sebelumnya, Peker sempat terang-terangan mendukung Partai Keadilan dan Pembangunan, partai Presiden Recep Tayyip Erdogan yang berkuasa.
Pada Minggu pagi (6/6/2021), sepasang suami istri tengah tenggelam dalam keasyikan menonton unggahan terbaru Peker. Mereka termasuk dalam jutaan rakyat Turki yang mengikuti perkembangan video Peker.
“Saya menambahkan video Peker ke dalam kategori serial TV yang saya tonton setiap minggu,” tutur Gulistan Atas. “Seperti episode TV, saya menantinya dengan tak sabar, dan tiap hari Minggu pagi, kami sarapan sambil menikmati tontonan video Peker.”
Peker Bongkar Kejahatan Para Tokoh Politik Turki
Di layar tablet, dari balik meja yang tertata rapih dengan tumpukan buku, juga tasbih, Peker tampil dan menantang para penentangnya. Ia berjanji menjatuhkan mereka dengan menggunakan tak lebih dari “tripod dan kamera”.
Video-video awal yang diunggahnya menyasar mantan Menteri Dalam Negeri Mehmet Agar dan putranya, Tolga, anggota parlemen partai yang berkuasa.
Peker menuding Tolga telah memperkosa seorang mahasiswi jurnalisme Kazakhstan muda dan lalu menutupi pembunuhan terhadapnya dan menyebutnya sebagai bunuh diri.
Mehmet Agar, tuding Peker, telah menyalahgunakan sebuah pelabuhan mewah yang kemungkinan digunakan sebagai operasi penyelundupan narkoba. Agar kemudian mengundurkan diri dari dewan pelabuhan mewah itu.
Video lainnya melontarkan tudingan terhadap para pebisnis dan tokoh-tokoh media yang dekat dengan pemerintahan, seperti mantan Perdana Menteri Binali Yildirim. Putra Yildirim, diklaim Peker terlibat dalam penyelundupan narkoba dari Venezuela.
Baca Juga: Tolak Genosida Armenia, Turki Minta Amerika Serikat “Ngaca” pada Sejarahnya Sendiri
Namun, sasaran serangan Peker paling pedas sekaligus mengejek jatuh pada Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu. Soylu disebut Peker telah menyalahgunakan kekuasaan dan melakukan korupsi, dan berambisi menjadi presiden Turki.
Peker membenarkan tuduhannya dengan mengatakan bahwa Soylu telah mengkhianatinya, meski Peker telah membantu Soylu mengalahkan faksi saingannya dalam partai yang berkuasa.
Seluruh pihak yang disebut Peker, membantah tuduhan Peker.
Dalam unggahan lainnya, Peker menyebut mantan penasihat keamanan Erdogan yang dituding memimpin pasukan paramiliter telah mengirim senjata bagi para milisi terkait Al-Qaeda di Suriah.
Erdogan belum membahas tudingan itu, kendati di masa lalu, pemerintah Turki telah membantah dugaan mempersenjatai para pejuang jihad.
Erdogan Jadi Target Peker Selanjutnya
Selama berminggu-minggu, Erdogan mengabaikan video-video Peker. Namun, ia akhirnya angkat bicara pada 26 Mei lalu dengan menyatakan bahwa tudingan dari Peker merupakan konspirasi melawan Turki.
“Kami akan menghancurkan permainan dan plot ini! Kami akan menghancurkan operasi licik ini!” kata Erdogan.
“Kami akan mengejar para anggota geng kriminal ke mana pun mereka melarikan diri di dunia. Kami tidak akan membiarkan mereka bebas sampai kami bisa membawa mereka kembali ke negara kami dan menyerahkan mereka ke pengadilan.” tambahnya.
Pada pekan itu, Peker merespon Erdogan dengan ancaman bahwa sosok orang kuat nomor satu Turki itu akan menjadi fokus videonya selanjutnya.
Peker kemudian menyatakan bahwa ia akan membahas tentang Erdogan setelah pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada 14 Juni mendatang agar tidak “melemahkan tangannya”.
Dalam unggahan video terbarunya pada Minggu (6/6/2021), Peker menyebut bahwa pengungkapannya akan dilakukan secara terhormat dan tidak akan merugikan negara.
Baca Juga: Biden Hubungi Erdogan Sebelum Resmi Akui Genosida Armenia oleh Kesultanan Ottoman
“Akan menemukan dan membawa saya (ke Turki) untuk mengubah kenyataan,” katanya.
Sementara itu, partai-partai oposisi memanfaatkan tudingan-tudingan Peker untuk menuntut pengunduran diri para tokoh terkait, juga penyelidikan dan peradilan terhadap mereka.
Pihak berwenang Turki telah mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Peker.
Can Selcuki, Direktur Turkiye Raporu, platform jajak pendapat dan analisis, berkomentar tentang Peker,
“Jangan lupa, ia adalah seorang kriminal.” Namun, imbuh Selcuki, popularitas video Peker menunjukkan kebutuhan masyarakat akan informasi.
“Bagi saya, tampaknya orang-orang bertanya pada operator ilegal ini karena mereka tidak mendapatkan jawaban di tempat lain. Dan ini menunjukkan bahwa ada permintaan akan transparansi yang terus bertumbuh dalam masyarakat Turki,” papar Selcuki.
Peker menyebut para penontonnya, terutama mereka yang berusia di bawah 40 tahun, sebagai pemilik asli Turki yang memiliki kekuatan untuk meminta akuntabilitas dan perubahan.
Siapa Peker?
Seorang nasionalis yang mendukung persatuan antara negara-negara berbahasa Turki, Peker kerap keluar-masuk penjara sejak usia 17 tahun atas keterlibatannya dalam geng kriminal dan kejahatan lainnya.
Setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 2014, Peker menggelar kampanye untuk mendukung partai Erdogan dan melontarkan ancaman terhadap para penentang Erdogan.
Tahun 2015, Peker menikah dengan Ozge Peker, pengacaranya, dan pesta pernikahan mereka dihadiri sejumlah selebritas.
Pada April lalu, sebuah operasi menyasar kelompok Peker dilancarkan dan berakhir dengan penangkapan sekitar 60 rekan Peker.
Rumah Peker di Istanbul digeledah. Peker berkilah, ia terpaksa “bernyanyi” setelah istri dan kedua putrinya diduga dianiaya dan dipermalukan dalam penggerebekan polisi.
Baca Juga: Pengawal Erdogan Bunuh Diri dan Tinggalkan Pesan Terakhir: Ia Kecewa dengan Perlakuan Sang Presiden
“Mereka bertanya mengapa saya melakukan ini,” tutur Peker dalam unggahan video terbarunya.
“Saya bersumpah pada Tuhan bahwa semula, saya melakukannya karena marah dan berharap mereka meminta maaf. Sekarang, saya tak tahu mengapa saya melakukan ini. Sepertinya karena saya suka melakukan ini.”
Unggahan video-video Peker, sebut Alparslan Atas, suami Gulistan Atas, seperti film “The Godfather” dan “Scarface”, yang akan selalu terpatri dalam ingatan orang-orang.
“Saya suka bahwa “pakaian kotor” negara kini terungkap dan menyebar. Karena, mengetahui bahwa orang-orang politik yang bersumpah demi Al-Qur’an bisa sekaligus melakukan bisnis kokain di waktu bersamaan, sungguh memberi saya informasi menarik,” tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.