Baca Juga: Kastaf Gabungan AS: Militer Afghanistan Berpeluang Kepayahan Melawan Taliban Sepeninggal Pasukan AS
Di rumah sakit terdekat, wartawan Associated Press melihat setidaknya 20 jenazah anak-anak dibaringkan di lorong dan kamar rumah sakit, sementara puluhan orang keluarga korban merangsek masuk ke rumah sakit tersebut mencari keluarga mereka.
Diluar Rumah Sakit Muhammad Ali Jinnah, puluhan orang berbaris untuk mendonorkan darah, sementara anggota keluarga terlihat berdesakan memperhatikan daftar korban di tembok rumah sakit.
Baik Arian dan Nazari mengatakan setidaknya ada 50 anak-anak yang luka berat dan diyakini korban tewas akan meningkat tajam.
Baca Juga: Serangan Bom Bunuh Diri di Afghanistan, Pos Tentara Jadi Target
Sejauh ini belum ada yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan bom terhadap anak-anak itu, sementara juru bicara kelompok Taliban Afghanistan, Zabihullah Mujahid kepada wartawan mengatakan, hanya kelompok negara Islam ISIS yang mampu melakukan kejahatan sekeji itu.
Mujahid kepada wartawan juga menuduh badan Intelijen Afghanistan bekerja sama dengan kelompok ISIS namun dirinya tidak memberikan bukti atas pernyataannya tersebut.
Kelompok Taliban dan pemerintah Afghanistan saling bertukar tuduhan atas terjadinya serangan terhadap warga sipil, wartawan, dan kaum pekerja Afghanistan. Kelompok ISIS beberapa kali menyatakan bertanggung jawab atas beberapa serangan, namun banyak peristiwa serangan dengan tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.
Baca Juga: Korban Tewas akibat Bom Mobil di Pakistan Bertambah, Taliban Mengaku Bertanggung Jawab
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyatakan dirinya mengutuk serangan itu sambil menyalahkan kelompok Taliban walau kelompok itu sudah menyatakan bukanlah mereka yang melakukan. Ghani juga tidak memberi bukti atas pernyataannya.
ISIS sebelumnya telah mengklaim serangan terhadap minoritas Syiah di daerah yang sama, dimana tahun lalu mereka mengklaim dua serangan brutal terhadap fasilitas pendidikan yang menewaskan 50 orang, kebanyakan dari mereka adalah pelajar.
Bahkan ketika ISIS telah terdegradasi di Afghanistan, menurut pejabat pemerintah dan AS, ISIS telah meningkatkan serangannya terutama terhadap Muslim Syiah dan pekerja perempuan.
Sebelumnya kelompok itu mengambil tanggung jawab atas pembunuhan yang ditargetkan terhadap tiga personel media wanita di Afghanistan timur.
Baca Juga: Perdana Menteri Afghanistan Jadi Target Serangan Bom, 10 Orang Tewas
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah 2.500 hingga 3.500 tentara Amerika yang tersisa secara resmi mulai meninggalkan negara itu.
Mereka akan keluar paling lambat 11 September. Penarikan itu dilakukan di tengah kebangkitan kembali Taliban, yang menguasai lebih dari separuh Afghanistan.
Kepala Staf Gabungan Tentara AS mengatakan hari Minggu lalu, pasukan pemerintah Afghanistan menghadapi masa depan yang tidak pasti dan beberapa "kemungkinan hasil yang buruk" menghadapi gerilyawan Taliban karena penarikan pasukan AS yang dipercepat dalam beberapa minggu mendatang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.