TAIPEI, KOMPAS.TV - Taiwan menyatakan siap bertempur mati-matian dengan China, apabila China tak berhenti mengirim lebih banyak jet tempur ke wilayah pertahanan udara Taiwan.
Keluhan tersebut dipicu aktivitas agresif dari angkatan udara China yang hampir setiap hari dalam beberapa bulan terakhir teridentifikasi di zona pertahanan udara Taiwan.
Dikutip dari Reuters, Rabu (7/4/2021), Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan ada 15 pesawat Cina termasuk 12 pesawat tempur memasuki zona identifikasi pertahanan udaranya.
Dengan pesawat anti-kapal selam terbang ke selatan melalui Selat Bashi antara Taiwan dan Filipina.
Baca Juga: Kecelakaan Kereta Tewaskan 50 Orang, Menteri Transportasi Taiwan Mengundurkan Diri
Kemenhan Taiwan melalui angkatan udaranya lantas melakukan upaya pencegahan dan peringatan dengan mengirimkan pesawat balik.
Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, mengungkapkan bahwa Amerika Serikat (AS) ikut prihatin terkait resiko konflik yang mungkin terjadi.
"Dari pemahaman saya yang terbatas tentang pembuat keputusan Amerika yang mengamati perkembangan di kawasan ini, mereka jelas melihat bahaya kemungkinan Cina melancarkan serangan terhadap Taiwan," katanya kepada media.
Baca Juga: Pemilik Truk yang Menyebabkan Kereta Tergelincir di Taiwan dan Membuat 50 Orang Tewas Minta Maaf
"Kami bersedia membela diri tanpa ragu dan kami akan berperang jika kami perlu berperang. Dan jika kita perlu mempertahankan diri kita, kita akan membela diri kita sendiri sampai hari terakhir," tegas Wu.
Meski Kantor Urusan Taiwan Cina dan Departemen Luar Negeri AS belum memberikan tanggapannya mengenai pernyataan Wu.
Amerika Serikat telah menyatakan keprihatinan dan komitmennya terhadap Taiwan dalam menghadapi gerakan China tersebut.
Sedangkan Cina berdalih aktivitas yang dilakukannya di sekitar Taiwan tersebut demi melindungi kedaulatan negaranya.
Baca Juga: PM Jepang Akan Temui Presiden AS Minggu Depan, Ingin Redakan Ketegangan China - Taiwan
Gerakan "agresif" pun dilakukan oleh Angkatan Laut AS lewat kapal perusak berpeluru kendali, USS John S. McCain yang sering transit di Selat Taiwan, pada hari Rabu.
"Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional," ujarnya.
Di sisi lain, posisi jelas dari grup tempur kapal induk China berada tidak dikatakan oleh siapapun, baik Taiwan maupun China.
Baca Juga: Tragedi Kereta Tabrak Truk di Hualien Taiwan, 51 Orang Tewas
Namun dari seseorang yang mengetahui rencana keamanan Taiwan, Reuters mendapat informasi grup tempur China masih dekat dengan Jepang, meskipun belum jelas di mana tepatnya.
Pada Minggu lalu, Jepang pun mengatakan grup tempur China telah memasuki Pasifik setelah berlayar melalui Selat Miyako, melalui rantai pulau Ryukyu selatan Jepang di timur laut Taiwan.
Kementerian Pertahanan Taiwan akan menjalankan delapan hari simulasi perang berbasis komputer bulan ini, sebagai persiapan serangan dari China.
Fase kedua latihan tempur Taiwan, termasuk latihan tembakan langsung dan latihan anti-pendaratan, akan berlangsung pada bulan Juli, ketika rumah sakit juga akan berlatih menangani korban massal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.