Meski Kantor Urusan Taiwan Cina dan Departemen Luar Negeri AS belum memberikan tanggapannya mengenai pernyataan Wu.
Amerika Serikat telah menyatakan keprihatinan dan komitmennya terhadap Taiwan dalam menghadapi gerakan China tersebut.
Sedangkan Cina berdalih aktivitas yang dilakukannya di sekitar Taiwan tersebut demi melindungi kedaulatan negaranya.
Baca Juga: PM Jepang Akan Temui Presiden AS Minggu Depan, Ingin Redakan Ketegangan China - Taiwan
Gerakan "agresif" pun dilakukan oleh Angkatan Laut AS lewat kapal perusak berpeluru kendali, USS John S. McCain yang sering transit di Selat Taiwan, pada hari Rabu.
"Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional," ujarnya.
Di sisi lain, posisi jelas dari grup tempur kapal induk China berada tidak dikatakan oleh siapapun, baik Taiwan maupun China.
Baca Juga: Tragedi Kereta Tabrak Truk di Hualien Taiwan, 51 Orang Tewas
Namun dari seseorang yang mengetahui rencana keamanan Taiwan, Reuters mendapat informasi grup tempur China masih dekat dengan Jepang, meskipun belum jelas di mana tepatnya.
Pada Minggu lalu, Jepang pun mengatakan grup tempur China telah memasuki Pasifik setelah berlayar melalui Selat Miyako, melalui rantai pulau Ryukyu selatan Jepang di timur laut Taiwan.
Kementerian Pertahanan Taiwan akan menjalankan delapan hari simulasi perang berbasis komputer bulan ini, sebagai persiapan serangan dari China.
Fase kedua latihan tempur Taiwan, termasuk latihan tembakan langsung dan latihan anti-pendaratan, akan berlangsung pada bulan Juli, ketika rumah sakit juga akan berlatih menangani korban massal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.