“Lehernya bersama dengan arteri karotis rusak total dan itak berhenti menerima oksigen. Otaknya mati dalam perjalanan ke rumah sakit. Dia hampir tak punya kesempatan untuk bertahan hidup,” ujar dokter dilansir dari The Sun.
Kamera CCTV pun merekam kejadian tragis tersebut. Sementara itu, seorang saksi mata yang juga rekan kerja Gagieva mengungkapkan apa yang dilihatnya.
“Semua terjadi begitu cepat. Kami tak memiliki kesempatan untuk menolongnya, dan dia sudah dalam keadaan tak sadar,” ujarnya.
Baca Juga: Terbakar Emosi, Pria Ini Mengebiri Selingkuhan Istrinya
Ternyata semasa menjadi istri Tekhov, Gagieva seraing mendapat perlakuan kasar dari semuanya, yang akhirnya berujung dengan perceraian.
Keduanya menikah saat Gagieva berusia 18 tahun. Gagieva memutuskan bercerai dua tahun kemudian, setelah kelahiran sang putra, Vadim, karena tak tahan dengan kekerasan yang dilakukan Tekhov.
Tekhov pun dinyatakan bersalah atas pembunuhan Gagieva, apalagi sebelumnya dia juga sebelumnya membunuh dua orang pria.
Baca Juga: Militer Armenia Minta Perdana Menteri Nikol Pashinyan Mundur, Ikuti Jejak Myanmar Lakukan Kudeta?
Tekhov pun dihukum penjara selama 16 tahun oleh pengadilan. Insiden ini membuat amarah warga Rusia meninggi dan menyalahkan pihak kepolisian yang tak pernah serius menanggapi laporan Gagieva.
Sebelumnya, Gagieva memang kerap melaporkan tindakan kekerasan yang diterimanya kepada polisian, tetapi tak pernah ada investigasi yang dilakukan.
Bahkan polisi kerap mengatakan bahwa itu adalah permasalahan keluarga.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.