Baca Juga: Coronation, Film Dokumenter Garapan Aktivis China Soal Pandemi Corona di Wuhan
Sejak saat itu, epidemi sebagian besar berhasil ditangani, dan China dianggap berhasil menaklukkan Covid-19. China sendiri baru-baru ini merilis sebuah film bertitel “Days and Nights in Wuhan” yang merayakan langkah-langkah yang diambil China – termasuk lockdown alias karantina wilayah – sebagai keberhasilan ‘membeli waktu’ bagi dunia dalam bersiap menghadapi pandemi.
Narasi kemenangan yang diklaim China dalam film tersebut makin menguat oleh kehancuran yang ditimbulkan pandemi yang dialami negara-negara lain. Namun, tetap banyak yang mempertanyakan respon dan transparansi China saat-saat virus muncul pada minggu-minggu pertama.
Bulan lalu, China akhirnya mengizinkan tim Badan Kesehatan Dunia WHO masuk ke China untuk menyelidiki asal muasal pandemi.
Baca Juga: Tim Ahli WHO Kunjungi Laboratorium Virus di Wuhan Untuk Selidiki Asal Usul Virus Corona
Sebagian besar kota Wuhan telah kembali normal. Pusat-pusat perbelanjaan dan jalanan tampak ramai, dan hanya tersisa sedikit bukti penderitaan yang pernah ditanggung Wuhan. Namun tetap saja, sebagian warga Wuhan diam-diam berduka.
Kematian Li sendiri masih menjadi topik sensitif, dan keluarganya menahan diri dan tidak memberikan wawancara bagi media. Tidak ada peringatan kematian dalam skala besar.
Hanya segelintir warga yang datang dan meletakkan karangan bunga di taman bagian belakang Rumah Sakit Pusat Wuhan tempat Li pernah mengabdi.
Sejak Sabtu malam, sejumlah karangan bunga disertai pesan tampak berjajar di sana.
“Terima kasih Dr. Li Wenliang,” begitu bunyi salah satu pesan dalam sebuah buket bunga di sana.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.