WASHINGTON DC, KOMPAS.TV – Pemerintah Amerika Serikat mulai Sabtu 30/01/2021 akan menutup pintu masuk bagi warga 30 negara, dan melarang seluruh orang asing yang baru melakukan perjalanan ke Afrika Selatan, Brazil, Inggris, Irlandia dan 26 negara anggota Schengen untuk masuk Amerika Serikat, seperti dilansir Kompas, seperti dilansir Kompas.om, (25/01/2021)
Reuters hari Senin, (25/01/2021) melaporkan, kebijakan itu diambil pemerintahan Joe Biden untuk menekan penyebaran virus Corona, terutama varian baru dari virus tersebut yang muncul di Inggris, Afrika Selatan, dan kini di Brazil.
Melansir Reuters, Senin (25/1/2021) Dr. Anne Schuchat, wakil direktur utama CDC mengatakan kebijakan travel ban untuk negara-negara tersebut akan mulai berlaku pada Sabtu (30/01/2021). "Kami menambahkan Afrika Selatan ke dalam daftar karena adanya temuan varian (virus corona) yang mengkhawatirkan, dan telah menyebar ke luar Afrika Selatan," kata Schuchat
Menurut Dr. Anne Schuchat dalam sebuah wawancara, Minggu (24/1/2021). CDC menerapkan rangkaian tindakan ini untuk melindungi warga AS, dan juga untuk mengurangi risiko penyebaran varian ini, yang dapat memperburuk situasi pandemi Covid-19 saat ini.
Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di AS Capai 25 Juta, Biden Kritik Strategi Pendistribusian Vaksin Era Trump
Travel ban hampir dicabut Donald Trump
Melansir NBC News, Senin (25/1/2021), sebelumnya, mantan Presiden AS Donald Trump pada 18 Januari 2021 telah memerintahkan pencabutan travel ban untuk Brasil dan negara-negara Eropa mulai Selasa (26/1/2021).
Akan tetapi, dengan adanya pernyataan kebijakan terbaru dari Joe Biden, maka kebijakan era Trump itu otomatis gugur.
Dengan demikian, travel ban dari AS terhadap Brazil, Inggris, Irlandia, dan 26 negara Eropa yang termasuk Schengen countries, masih tetap berlaku, ditambah dengan Afrika Selatan, maka total ada 30 negara yang warga negaranya dilarang memasuki AS.
Baca Juga: Bawa AS Rujuk dengan WHO, Joe Biden Akan Gabung dengan Program COVAX
Berikut daftar 30 negara tersebut: Afrika Selatan Brasil, Inggris, Irlandia, Austria, Belgia, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luxemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss.
Dalam keterangan pers, 22 Januari 2021, Biden mengatakan situasi penanganan virus corona di AS bisa semakin memburuk sebelum membaik. "Butuh berbulan-bulan agar kondisi semakin membaik," kata Biden.
Biden mengumumkan serangkaian kebijakan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di antaranya, pelancong asing wajib menunjukkan hasil negatif tes swab, sekaligus juga menjalani saat datang ke AS.
Baca Juga: Boris Johnson Jadi Pemimpin Eropa Pertama yang Dihubungi Joe Biden, Ini yang Dibicarakan
Hukumnya wajib menggunakan masker baik untuk pelancong antar negara bagian, maupun di seluruh bangunan pemerintah.
Sementara itu, di AS, proses vaksinasi yang telah dimulai sejak 14 Desember 2020, masih terus berjalan.
Varian baru virus corona pertama kali diidentifikasi di Inggris pada pertengahan Desember 2020. Banyak negara telah melaporkan temuan kasus Covid-19 yang berasal dari varian baru virus corona ini.
Baca Juga: Boris Johnson Jadi Pemimpin Eropa Pertama yang Dihubungi Joe Biden, Ini yang Dibicarakan
Varian baru yang ditemukan di Inggris disebut lebih menular, meski diduga tak menyebabkan kondisi yang lebih parah.
Akan tetapi, WHO memperingatkan semua negara untuk memberikan perhatian atas temuan varian baru ini.
Bahkan, WHO juga meminta negara-negara di Eropa memberikan perhatian khusus untuk menekan penyebarannya. Negara-negara di Eropa juga saling membatasi pergerakan untuk menekan penyebaran virus.
Sementara itu, varian baru virus corona di Afrika Selatan juga dilaporkan tak lama setelah temuan varian baru di Inggris.
Varian ini diduga lebih ganas karena mendorong terjadinya gelombang kedua pandemi Covid-19 di negara tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.