Pemerintahan Joe Biden mengatakan kebijakan pelarangan masuk orang dari 30 negara itu diambil pemerintah untuk menekan penyebaran virus Corona, terutama varian baru dari virus tersebut yang muncul di Inggris, Afrika Selatan, dan kini di Brazil (Sumber: AP Photo / Evan Vucci)
Berikut daftar 30 negara tersebut: Afrika Selatan Brasil, Inggris, Irlandia, Austria, Belgia, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luxemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss.
Dalam keterangan pers, 22 Januari 2021, Biden mengatakan situasi penanganan virus corona di AS bisa semakin memburuk sebelum membaik. "Butuh berbulan-bulan agar kondisi semakin membaik," kata Biden.
Biden mengumumkan serangkaian kebijakan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di antaranya, pelancong asing wajib menunjukkan hasil negatif tes swab, sekaligus juga menjalani saat datang ke AS.
Baca Juga: Boris Johnson Jadi Pemimpin Eropa Pertama yang Dihubungi Joe Biden, Ini yang Dibicarakan
Hukumnya wajib menggunakan masker baik untuk pelancong antar negara bagian, maupun di seluruh bangunan pemerintah.
Sementara itu, di AS, proses vaksinasi yang telah dimulai sejak 14 Desember 2020, masih terus berjalan.
Varian baru virus corona pertama kali diidentifikasi di Inggris pada pertengahan Desember 2020. Banyak negara telah melaporkan temuan kasus Covid-19 yang berasal dari varian baru virus corona ini.
Varian baru yang ditemukan di Inggris disebut lebih menular, meski diduga tak menyebabkan kondisi yang lebih parah.
Akan tetapi, WHO memperingatkan semua negara untuk memberikan perhatian atas temuan varian baru ini.
Bahkan, WHO juga meminta negara-negara di Eropa memberikan perhatian khusus untuk menekan penyebarannya. Negara-negara di Eropa juga saling membatasi pergerakan untuk menekan penyebaran virus.
Sementara itu, varian baru virus corona di Afrika Selatan juga dilaporkan tak lama setelah temuan varian baru di Inggris.
Varian ini diduga lebih ganas karena mendorong terjadinya gelombang kedua pandemi Covid-19 di negara tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.