BRUSSEL, KOMPAS.TV - Kerusuhan merebak di Brussel, Belgia setelah seorang pria tewas dalam tahanan polisi pada pekan lalu.
Kerusuhan itu dilakukan oleh beberapa ratus orang yang sebelumnya berdemonstrasi, Rabu (13/1/2021) malam waktu setempat.
Seperti dikutip dari BBC, mobil Raja Belgia, Raja Phillipe yang tengah melintas juga menjadi korban.
Baca Juga: DPR AS Akan Lakukan Sidang Pemakzulan untuk Trump dengan Dakwaan Hasutan Pemberontakan
Pada sebuah video yang viral, mobil Raja Belgia itu terkena tembakan saat terjadi kerusuhan.
Selain mobil Raja Philippe, sebuah markas polisi juga dibakar oleh para perusuh,
Pihak kepolisian mengungkapkan kepada AFP, bahwa mereka telah menangkap beberapa orang.
Baca Juga: Protes Diskriminasi Muslim Uighur, AS Blokir Impor Kapas dari China
Selain itu dilaporkan empat polisi terluka. Pihak kepolisian mengungkapkan 500 orang berkumpul di markas polisi sebelah utara Brussel.
Mereka berkumpul untuk melakukan demonstrasi karena tewasnya seorang pria, yang diidentifikasi media Belgia seagai Ibrahima B, saat masih dalam tahanan polisi.
Pria itu ditangkap Sabtu (9/1/2021) waktu setempat, karena lari dari polisi ketika tengah dilakukan pemeriksaan pada grup yang diduga melanggar penanganan Covid-19 secara lokal.
Pihak berwenang mengungkapkan dia sempat kehilangan kesadaran setelah dibawa ke kantor polisi dan kemudian dibawa ke rumah sakit.
Baca Juga: Eropa Perpanjang Lockdown dan Perketat Pembatasan Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19
Sejam setelah penangkapannya, pria tersebut pun tewas. Saat ini alasan kematiannya masih belum jelas.
Menurut kantor Kejaksaan Umum Brussel, saat ini Badan Kepolisian telah melakukan investigasi atas kasus tersebut.
Meski begitu, hal itu tak menyurutkan protes yang dilakukan sejumlah orang yang kemudian berkembang menjadi kerusuhan.
Baca Juga: Kasus Virus Corona Kembali Melonjak, China Lakukan Pengujian pada Jutaan Orang
Menteri Dalam Negeri Belgia, Annelies Verlinden mengutuk kerusuhan tersebut.
“Kami akan mendindaklanjutinya, dan jika perlu, mengambil langkah yang diperlukan untuk juga mengiutuk pelanggaran yang dilakukan polisi,” tutur Verlinden.
“Tetapi hari ini, tidak ada alasan untuk melakukannya, dan oleh karena itu tidak ada alasan untuk kekerasan semacam ini,” lanjutnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.