INDIANA, KOMPAS.TV - Bobbie Jo Stinnet berkenalan dengan Darlene Fischer di forum daring pecinta anjing. Mereka makin dekat setelah saling berbagi cerita kehamilan.
Pada Desember 2004, Fischer datang ke kota kecil Skidmore untuk melihat anak anjing milik Stinnett. Fischer rela berkendara 281,5 km untuk bertemu Stinnett.
Namun, Stinnett tak tahu bahwa Fischer bukan nama asli kenalannya itu. Nama asli Fischer adalah Lisa Montgomery.
Bukan cuma itu, Stinnett juga tak tahu niat sebenarnya Montgomery. Ia hanya tahu, ketika membuka pintu, kenalan barunya itu langsung menjegal dirinya.
Tapi, Montgomery yang berusia 36 tahun lebih kuat dari Stinnett yang hamil tua. Montgomery berhasil mencekik Stinnett.
Dan adegan selanjutnya adalah kengerian nyata yang mengalahkan film horor paling realistis.
Montgomery merobek perut dan vagina Stinnett. Ia mengambil paksa bayi Stinnett dan membiarkan ibu muda itu meninggal karena kehabisan darah.
Ibu Stinnett menemukan anaknya bersimbah darah. Panik, ia menelepon nomor darurat 911.
“Aku ingin memperlihatkan pemandangan di ruangan itu pada orang-orang yang membela Montgomery. Dan mengatakan pada mereka, ‘Lihat ini dan dengarlah bagaimana ibu Stinnett menelepon 911. Ini mimpi buruk,” kata Kapolres Nodaway County, Randy Strong pada BBC.
Penyidik kepolisian segera menyadari bahwa Darlene Fischer adalah nama palsu. Mereka kemudian melacak Montgomery melalui alamat email dan IP Address-nya.
Polisi menemukan Montgomery dengan bayi Stinnett di tangannya. Stinnett mengaku bayi itu adalah anaknya. Ia baru mengaku setelah benar-benar terpojok saat interogasi.
Polisi mengembalikan bayi itu pada suami Stinnett.
Sementara, Montgomery menghadapi serangkaian pengadilan. Dalam pengadilan itu terungkap masa lalu gelap Montgomery.
Montgomery mengidap foetal alcohol syndrome sejak lahir. Sindrom yang merusak otaknya itu disebabkan ibunya kerap meminum miras ketika mengandung dirinya.
Tak cuma itu, Montgomery juga tumbuh dalam keluarga disfungsional. Judy Shaughnessy, ibu biologisnya kerap menyiksa Montgomery.
Ketika ayah biologis Montgomery pergi, Judy memiliki pacar baru. Pacar Judy kerap memukuli dan memerkosa Montgomery dan saudara tirinya.
Ibunya bahkan ikut pula menjual anaknya sebagai balas jasa pada tukang listrik dan tukang pipa yang memperbaiki rumah mereka.
Pada umur delapan tahun, saudara tiri Montgomery diadopsi keluarga lain. Namun, Montgomery masih tinggal bersama ibunya.
Sementara, Montgomery tak henti mengalami perkosaan dan siksaan. Bahkan setelah menikah, Montgomery sering disiksa dan diperkosa suaminya.
“Mengerikan seperti adegan dalam film horor,” kata sepupu Montgomery yang menemukan rekaman penyiksaan Montgomery oleh suaminya.
Tapi, orang terdekat Montgomery yang mengetahui rahasia itu tak melakukan apa-apa.
Perlahan Montgomery menderita gangguan jiwa, psikotik. Ia kerap berkhayal, hidup di dunianya sendiri.
Ia akhirnya bercerai dengan suami pertamanya dan menikahi Kevin Montgomery. Namun, jiwa Montgomery tak tertolong.
Ia berkhayal sedang mengandung anak hingga akhirnya membunuh Stinnett.
Pada 2007 Montgomery mendapat vonis bersalah dalam suatu sesi pengadilan berdurasi empat jam. Hari selanjutnya, ia menerima hukuman mati.
Pemerintah federal Amerika menahan Montgomery di penjara federal Texas pada 2008. Hukuman mati itu terus ditunda.
Kelompok pembela hak asasi manusia dan sekelompok pengacara membelanya. Mereka berharap Montgomery dihukum penjara seumur hidup, sebagai ganti hukuman mati.
Sementara, penduduk kota Skidmore, tempat tinggal Stinnett berkeras eksekusi mati adalah hukuman yang adil.
“Aku bosan mendengar cerita Lisa Montgomery dan apa yang ia alami. Dan tak pernah mendengar cerita temanku,” kata Baumli, teman sekolah Bobbie Jo Stinnet.
Bagaimanapun, Montgomery akhirnya dieksekusi mati. Montgomery menjadi satu-satunya terpidana mati perempuan pertama di Amerika Serikat sejak 1953.
Pemerintah Federal Amerika Serikat menyuntik mati Montgomery pada Rabu (13/1/2021) siang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.