Ketika ayah biologis Montgomery pergi, Judy memiliki pacar baru. Pacar Judy kerap memukuli dan memerkosa Montgomery dan saudara tirinya.
Ibunya bahkan ikut pula menjual anaknya sebagai balas jasa pada tukang listrik dan tukang pipa yang memperbaiki rumah mereka.
Pada umur delapan tahun, saudara tiri Montgomery diadopsi keluarga lain. Namun, Montgomery masih tinggal bersama ibunya.
Sementara, Montgomery tak henti mengalami perkosaan dan siksaan. Bahkan setelah menikah, Montgomery sering disiksa dan diperkosa suaminya.
“Mengerikan seperti adegan dalam film horor,” kata sepupu Montgomery yang menemukan rekaman penyiksaan Montgomery oleh suaminya.
Tapi, orang terdekat Montgomery yang mengetahui rahasia itu tak melakukan apa-apa.
Perlahan Montgomery menderita gangguan jiwa, psikotik. Ia kerap berkhayal, hidup di dunianya sendiri.
Ia akhirnya bercerai dengan suami pertamanya dan menikahi Kevin Montgomery. Namun, jiwa Montgomery tak tertolong.
Ia berkhayal sedang mengandung anak hingga akhirnya membunuh Stinnett.
Pada 2007 Montgomery mendapat vonis bersalah dalam suatu sesi pengadilan berdurasi empat jam. Hari selanjutnya, ia menerima hukuman mati.
Pemerintah federal Amerika menahan Montgomery di penjara federal Texas pada 2008. Hukuman mati itu terus ditunda.
Kelompok pembela hak asasi manusia dan sekelompok pengacara membelanya. Mereka berharap Montgomery dihukum penjara seumur hidup, sebagai ganti hukuman mati.
Sementara, penduduk kota Skidmore, tempat tinggal Stinnett berkeras eksekusi mati adalah hukuman yang adil.
“Aku bosan mendengar cerita Lisa Montgomery dan apa yang ia alami. Dan tak pernah mendengar cerita temanku,” kata Baumli, teman sekolah Bobbie Jo Stinnet.
Bagaimanapun, Montgomery akhirnya dieksekusi mati. Montgomery menjadi satu-satunya terpidana mati perempuan pertama di Amerika Serikat sejak 1953.
Pemerintah Federal Amerika Serikat menyuntik mati Montgomery pada Rabu (13/1/2021) siang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.