HANOI, KOMPAS TV – Tiga sukarelawan di Vietnam hari Kamis (17/12/2020) menerima suntikan pertama vaksin buatan dalam negeri Vietnam, Nanocovax, dalam uji coba pertama vaksin tersebut pada manusia.
Kantor Berita Resmi Vietnam VNA melaporkan uji coba itu dilaksanakan di Universitas Kedokteran Militer Hanoi.
Dua orang laki-laki dan satu orang perempuan peserta pertama uji vaksin Nanocovax itu setelah mendapat suntik uji coba akan dipantau selama 72 jam dalam kamar terpisah sebelum diijinkan pulang ke rumah masing-masing.
Vaksin dalam negeri Vietnam itu dibuat Nanogen Pharmaceutical Biotechnology yang berbasis di Ho Chi Minh City.
Baca Juga: Indonesia - Vietnam Rayakan 65 Tahun Persahabatan, Tarian Hingga Lagu Indonesia Ditampilkan
Tim peneliti Vietnam bersama aparat pemerintah setempat akan memantau kondisi kesehatan sukarelawan untuk memastikan mereka mengikuti peraturan yang diperlukan untuk mencapai kondisi optimum uji coba tersebut, termasuk dengan memenuhi persyaratan gaya hidup sehari-hari.
Setelah suntikan pertama ini, sukarelawan akan dipantau selama 56 hari. Tiga orang tersebut dipilih dari 300 orang yang mendaftar sebagai sukarelawan yang menjalani prosedur pemeriksaan medis yang ketat.
Tiga hari setelah uji klinis pertama kepada tiga sukarelawan ini, 60 orang sukarelawan lain yang berusia 18-50 tahun akan menjalani uji klinis yang sama.
Direktur Universitas Kedokteran Militer, Letnan Jenderal Quy t seperti dikutip VNA mengatakan, tujuan uji klinis tahap 1 ini adalah untuk menentukan dosis yang tepat serta untuk menguji keamanan vaksin, sambil menegaskan “keselamatan sukarelawan adalah prioritas utama,”
Baca Juga: Korupsi Pengadaan Alat Covid-19, Mantan Pejabat Vietnam Dihukum Penjara 10 Tahun
“Kami telah mempersiapkan diri sebaik yang kami bisa, termasuk membuat protokol ketat dan respon yang lebih baik bila ada kasus darurat, atau bila terjadi efek samping yang tidak kita inginkan, dari yang ringan, sedang maupun serius,” tutur Quyet kepada media setelah penyuntikan pertama uji klinis tahap 1 Vietnam ini.
Pemerintah Vietnam berkomitmen untuk membuat sendiri vaksin Covid-19, untuk menghindari ketergantungan atas vaksin lain yang belum tentu bisa memenuhi permintaan dari seluruh dunia.
“Stok vaksin yang telah disetujui hanya bisa menutup seperlima populasi global, dan sebagian besar dari itu perginya ke negara maju. Inilah waktunya Vietnam menyatakan kepada dunia bahwa kami mampu membuat (vaksin kami sendiri), seperti halnya kesuksesan kami dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19 di negeri kami,” tambah Quyet.
Pembuat vaksin, ilmuwan, dan pakar tidak dapat menyelesaikan sendiri vaksin Covid-19 ini, karena prosesnya membutuhkan keterlibatan masyarakat, tentu dengan rasa patriotism dan tanggung jawab, tambahnya.
“Kami menjamin bahwa kami menilai vaksin ini secara obyektif, jujur, dan transparent, serta akan memasukkan proposal kepada kementerian kesehatan untuk uji klinis tahap selanjutnya,” kata Quyet lebih lanjut.
Nguy n Ngô Quang, Wakil Direktur Departemen Sains dan Teknologi di bawah Kementerian Kesehatan, mengatakan uji klinis vaksin membutuhkan waktu untuk mendapatkan bukti tentang keamanan vaksin, imunogenisitas, dan tingkat kemanjuran sebelum pemerintah dapat mengesahkan penggunaannya.
“Rata-rata, penelitian lengkap akan memakan waktu 7-12 tahun, tetapi dalam kasus darurat kesehatan seperti pandemi saat ini, kementerian kesehatan mungkin mempertimbangkan untuk mempersingkat waktu yang sebagian besar bersifat administratif, tetapi aspek ilmiah dan teknis tentu perlu dipastikan, Kata Quang.
Baca Juga: Rahasia Vietnam di Balik Nol Kasus Kematian Corona
Kementerian kesehatan telah membentuk tiga kelompok kerja pemantauan untuk membantu tim peneliti, termasuk satu dari dewan etika nasional dalam penelitian biomedis dan tim pengawasan independen yang dipekerjakan oleh sponsor.
Direktur Penelitian dan Pengembangan Nanogen yang terlibat dalam pembuatan Nanovax mengatakan perusahaannya menyiapkan asuransi khusus untuk melindungi sukarelawan dari resiko kesehatan, dimana sukarelawan akan mendapat 4,336 dollar AS setiap insiden.
Uji coba fase pertama Nanocovax berlangsung selama empat bulan, diikuti oleh empat bulan lagi untuk fase kedua yang akan melibatkan 400-600 sukarelawan, dan enam bulan tambahan untuk fase ketiga dan terakhir yang mungkin akan melibatkan 10.000 orang di Vi t Nam, Bangladesh, India dan Indonesia.
Hasil uji klinis baru bisa dilihat akhir tahun depan.
Quang menggarisbawahi walau vaksin sangat penting melawan pandemi, namun vaksin bukanlah satu-satunya senjata, untuk itu dirinya mendesak masyarakat untuk tetap mematuhi panduan kementerian kesehatan.
Baca Juga: Seluruh Pasien Virus Corona di Vietnam Sembuh
Nanocovax adalah vaksin Covid-19 pertama yang dibuat Vietnam yang masuk ke tahap uji klinis kepada manusia, sementara dua vaksin lainnya akan menyusul bulan Februari dan Maret tahun depan.
Nanogen yang akan membuat Nanocovax menyatakan mampu membuat 5 juta dosis per bulan.
Vaksin ini menunjukkan potensi yang baik setelah uji klinis terhadap tikus putih, hamster, kelinci dan kera.
Salah satu keuntungan vaksin ini adalah dapat disimpan dalam suhu dingin yang normal, sekitar 2-8 derajat Celcius, sementara vaksin lain seperti buatan Pfizer dan Moderna harus disimpan di suhu minus 70 atau minus 20 derajat Celcius.
Vaksin ini akan mendapat subsidi pemerintah Vietnam sehingga warga hanya akan membayar sekitar 120 ribu Dong Vietnam atau setara 72 ribu rupiah (5 dollar AS), dimana penerima vaksin akan disuntik dua kali dalam interval 28 hari.
Vaksin buatan Vietnam ini, seperti dikutip VNA, harus diulang setiap tahun seperti vaksin flu.
Vietnam adalah satu dari 40 negara yang memulai uji klinis vaksin Covid-19 kepada manusia setelah sukses membuat sendiri alat uji Covid-19 di awal-awal masa pandemi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.