Ekonomi China menyusut 6.8% dari tahun sebelumnya pada 3 bulan pertama tahun ini, setelah pabrik, toko dan kantor berhenti beroperasi untuk menghentikan virus Covid-19.
Pertumbuhan kembali naik 3.2% pada kuartal kedua, dan ngebut ke tingkat 4.9% pada kuartal ketiga hingga akhir September.
Baca Juga: GSP Diperpanjang, Pakar: Tujuan Trump Supaya Indonesia dan China Tidak Terlalu Dekat
Pabrik kendaraan dan berbagai industry besar kembali melaksanakan kegiatan secara normal, yang membantu pertumbuhan permintaan impor biji besi, tembaga, dan bahan baku industri lain.
Perdagangan eceran juga telah kembali ke tingkat sebelum pandemi, tumbuh 0.5% dibanding tahun sebelumnya pada akhir September kemarin.
Nilai impor anjlok setelah rendahnya permintaan membuat harga minyak bumi dan komoditi lain jatuh. Namun, volume produk makanan impor dan produk lain tumbuh.
Impor minyak mentah pada 9 bulan pertama 2020 naik 10,6% secara volume namun mengalami penurunan nilai sebesar 24,5% dibanding tahun sebelumnya. Impor biji-bijian meningkat 28,5% secara volume namun turun 21% secara nilai.
Ekspor ke 27 negara anggota Uni Eropa turun 21% pada Oktober ke nilai 22,7 miliar dollar AS, sementara impor barang-barang Eropa anjlok 20,4% sebesar 33,6 miliar dollar AS. Surplus China dalam perdagangan dengan Uni Eropa melebar 149% dibanding tahun lalu, senilai 33,3 miliar dollar AS. (Edwin S. Bimo)
Baca Juga: Ketegangan Perang Dagang Tiongkok-AS Berlanjut Jika Trump Menang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.