PARIS, KOMPAS.TV - Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengungkapkan dirinya mengerti dengan kemarahan umat Islam terkait karikatur Nabi Muhammad.
Namun, dia minta pengertian semua pihak karena tugasnya untuk mempertahankan kebebasan berekspresi.
Saat ini tensi antara Pemerintah Prancis dan umat Muslim dunia tengah memanas karena karikatur Nabi Muhammad.
Baca Juga: Pendeta Kristen Ortodoks di Prancis Ditembak, Pelaku Bisa Ditangkap Meski Sempat Lari
Umat Islam menganggap karikatur Nabi Muhammad tersebut sebagai sesuatu yang menghujat.
Meski mengaku dirinya mengerti kemarahan umat Islam, Macron meminta untuk dimengerti.
“Saya mengerti sentiment yang ada saat ini dan saya menghormati mereka. Tetapi, Anda juga harus mengerti peranan saya sekarang, yaitu melakukan dua hal, yaitu mempromosikan ketenangan dan melindungi hal tersebut,” kata Macron kepada Al-Jazeera.
Baca Juga: Putin Tak Akan Pernah Izinkan Media Rusia Terbitkan Karikatur Nabi Muhammad
“Saya selalu membela negara saya untuk kebebasan berbicara, menulis, menggambar dan berpikir,” tambahnya.
Macron juga mengecam apa yang dia gambarkan sebagai distorsi dari para pemimpin politik yang menuntun bahwa karikatur tersebut sebagai ciptaan Pemerintah Prancis.
“Saya pikir reaksi itu datang dari hasil kebohongan dan distorsi atas ucapan saya, karena banyak orang menyadari saya mendukung karikatur tersebut,” ujarnya.
“Karikatur ini bukanlah proyek pemerintah, tetapi lahir dari kebebasan dan independensi surat kabar yang tak berafiliasi dengan pemerintah,” tambah pemimpin berusia 43 tahun.
Baca Juga: Calon Anaknya Mirip Donald Trump, Pasangan Ini Ketakutan
Sebelumnya, Macron mengungkapkan penerbitan karikatur Nabi Muhammad merupakan hak untuk menghujat, yang merupakan bagian dari hak kebebasan berbicara,
Macron juga menegaskan tak akan melarang penerbitan karikatur tersebut setelah pemenggalan guru sejarah di luar kota Prancis.
Guru bernama Samuel Paty itu dipenggal setelah sebelumnya mendiskusikan dan memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya.
Baca Juga: Produser Film James Bond Berduka Atas Kepergian Sean Connery
Macron sendiri mengungkapkan bahwa dirinya memerangi Islam radikal, karena korban dari aksi tersebut adalah umat muslim.
“Hari ini di dunia ada orang-orang yang membuat distorsi mengenai Islam, dan atas nama agama yang mereka klaim dibela, mereka membunuh dan membantai. Saat ini banyak praktek kekerasan baik dari pergerakan ekstrimisme dan individual yang mengatasnamakan Islam,” katanya.
“Tenti saja ini menjadi masalah untuk Islam, karena muslim menjadi korban pertama. Lebih dari 80 persen korban terorisme adalah umat muslim dan itu masalah untuk kita semua,” tambah Macron.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.