Macron juga mengecam apa yang dia gambarkan sebagai distorsi dari para pemimpin politik yang menuntun bahwa karikatur tersebut sebagai ciptaan Pemerintah Prancis.
“Saya pikir reaksi itu datang dari hasil kebohongan dan distorsi atas ucapan saya, karena banyak orang menyadari saya mendukung karikatur tersebut,” ujarnya.
“Karikatur ini bukanlah proyek pemerintah, tetapi lahir dari kebebasan dan independensi surat kabar yang tak berafiliasi dengan pemerintah,” tambah pemimpin berusia 43 tahun.
Baca Juga: Calon Anaknya Mirip Donald Trump, Pasangan Ini Ketakutan
Sebelumnya, Macron mengungkapkan penerbitan karikatur Nabi Muhammad merupakan hak untuk menghujat, yang merupakan bagian dari hak kebebasan berbicara,
Macron juga menegaskan tak akan melarang penerbitan karikatur tersebut setelah pemenggalan guru sejarah di luar kota Prancis.
Guru bernama Samuel Paty itu dipenggal setelah sebelumnya mendiskusikan dan memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya.
Baca Juga: Produser Film James Bond Berduka Atas Kepergian Sean Connery
Macron sendiri mengungkapkan bahwa dirinya memerangi Islam radikal, karena korban dari aksi tersebut adalah umat muslim.
“Hari ini di dunia ada orang-orang yang membuat distorsi mengenai Islam, dan atas nama agama yang mereka klaim dibela, mereka membunuh dan membantai. Saat ini banyak praktek kekerasan baik dari pergerakan ekstrimisme dan individual yang mengatasnamakan Islam,” katanya.
“Tenti saja ini menjadi masalah untuk Islam, karena muslim menjadi korban pertama. Lebih dari 80 persen korban terorisme adalah umat muslim dan itu masalah untuk kita semua,” tambah Macron.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.