Kabare disambangi 205 petir per kilometer persegi setiap tahunnya.
Menurut penelitian tersebut, Afrika memang menjadi benua dengan titik petir paling banyak.
Afrika menjadi rumah bagi enam dari 10 daerah di dunia yang sering disambar petir, yang semuanya terletak di sepanjang Pegunungan Mitumba di Kongo Timur.
Sementara, Asia memiliki titik petir terbesar kedua, dengan wilayah teraktifnya terletak di pegunungan Himalaya di barat laut, dekat Daggar, Pakistan.
Amerika Selatan berada di urutan ketiga, diikuti oleh Amerika Utara dan Australia, menurut penelitian NASA yang dipublikasikan di Bulletin of the American Meteorological Society.
Di Amerika Serikat, para peneliti menemukan bahwa petir paling banyak terjadi di dekat Orangetree, Florida.
Kota di Florida selatan ini menempati urutan ke-14 di Amerika Utara untuk tempat paling rawan petir dan 122 secara global.
Baca Juga: Musim Pancaroba, Warga Pesisir Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem
Disebutkan dalam penelitian itu, setidaknya setiap tahun kota itu disambangi 79 petir per kilometer persegi.
Petir terjadi dalam badai petir saat udara dingin dan udara hangat berinteraksi. Udara dingin memiliki kristal es, udara hangat memiliki tetesan air.
Gesekan dari tetesan dan kristal yang saling bertabrakan menciptakan muatan listrik positif dan negatif di awan.
Ketika muatan negatif di dasar awan menjadi cukup kuat, energi listrik dilepaskan dalam bentuk petir yang melompat ke struktur positif lain di tanah atau di awan.
Badai yang menggemparkan ini cenderung terkonsentrasi di daratan dan biasanya terjadi pada sore hari, sementara petir di lautan biasanya lebih sedikit.
Ketika badai ini benar-benar terjadi, menurut penelitian, petir cenderung lebih aktif di malam hari.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.