KOMPAS.TV - Siapa yang sudah tidak asing lagi dengan istilah cacingan atau bahkan pernah mengalaminya? Cacingan adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis cacing yang menginfeksi tubuh manusia.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, pada 2021 terdapat 26 kabupaten dan kota yang memiliki angka prevalensi cacingan di atas 10 persen, dan 66 kabupaten dan kota yang memiliki angka prevalensi cacingan di bawah 5 persen.
Cacingan adalah salah satu jenis penyakit tropis yang menjadi prioritas untuk ditangani di Indonesia sehingga umum ditemui di sekitar Anda. Namun, benarkah jika cacingan dapat menyebabkan stunting pada anak?
Hubungan antara Cacingan dan Stunting
Dikutip dari Antaranews, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Pimprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K) mengatakan, bila tidak segera ditangani dengan tepat, cacingan dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting.
Menurutnya, meskipun cukup umum ditemui di sekitar masyarakat Indonesia, sayangnya masih banyak pihak yang mengabaikan cacingan. Meski infeksi cacing bisa menyerang usia berapa pun, anak-anak masih memiliki risiko paling tinggi terserang penyakit ini.
Hal ini disebabkan anak-anak belum sepenuhnya menyadari pentingnya gaya hidup bersih serta kebiasaan bermain di segala tempat. Akibatnya, bisa saja tempat bermain tersebut menjadi pintu masuk berbagai bibit penyakit, termasuk cacing.
Terlebih, sistem kekebalan tubuh anak belum sempurna sehingga anak-anak lebih rentan terserang penyakit. Jika dibiarkan, infeksi cacing berulang pada anak bisa berujung pada kegagalan pertumbuhan atau stunting.
Cacingan dapat menyebabkan stunting pada anak karena akan mengganggu penyerapan asupan gizi, terutama karbohidrat dan protein. Hal ini akan menyebabkan nafsu makan anak menurun sehingga lama kelamaan anak mungkin saja mengalami masalah kekurangan gizi bahkan malnutrisi kronis.
Permasalahan gizi tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik anak yang akhirnya jadi penyebab stunting. Lebih jauh, kondisi ini tentu akan melemahkan fungsi otak anak, meningkatkan risiko terserang penyakit infeksi, hingga membuatnya tidak selincah anak-anak lain seusianya.
Akibat lainya, IQ dan kemampuan intelektual anak menjadi berkurang sehingga berpotensi menurunkan daya saing dengan teman sebaya.
Cacingan juga dapat menghambat perkembangan mental dan fisik penderitanya karena sistem kekebalan tubuhnya menurun.
Bahkan, menurut dokter spesialis patologi klinik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. dr. Triaguntar Wikaning Tyas, Sp. PK, anak yang terinfeksi cacing berpotensi kehilangan darah, akibat dimakan cacing atau pendarahan. Kehilangan banyak darah dalam tubuh dapat menyebabkan anemia dan meningkatkan risiko anak terkena stunting.
Gejala Cacingan dan Cara Mencegahnya
Setelah mengetahui bahwa cacingan bisa meningkatkan risiko stunting, tentunya Anda perlu lebih waspada. Segera periksakan anak ke dokter atau layanan kesehatan terdekat bila si kecil mengalami sejumlah gejala cacingan berikut ini.
Untuk mencegah dan memutus rantai infeksi cacing, Anda bisa menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang disarankan Kemenkes di bawah ini.
Seluruh langkah pencegahan di atas merupakan bagian dari gaya hidup sehat yang sebaiknya selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu diketahui, semua orang dapat berpotensi menjadi “carrier” penyakit cacing sehingga Anda sekeluarga bisa saja tertular atau menulari.
Karena itu, pastikan gaya hidup sehat diterapkan oleh semua anggota keluarga dan orang-orang terdekat agar infeksi cacing tidak mudah menyerang.
Sumber:
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.