YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Dulu, para ilmuwan berpikir bahwa orang secara fisik dan mental tidak aktif selama tidur. Tapi ternyata pikiran itu tidak benar.
Sepanjang malam, tubuh dan otak melakukan sedikit pekerjaan yang merupakan kunci dari kesehatan. Ada dua jenis tidur utama yang kita masuki dan keluarkan saat kita beristirahat - REM (rapid eye movement) dan tidur non-REM.
Orang memulai malam dengan tidur non-REM dan menghabiskan sebagian besar waktu istirahat di fase itu.
Selama perkembangan ini, otak Anda menjadi kurang responsif terhadap dunia luar, dan semakin sulit untuk bangun. Pikiran dan sebagian besar fungsi tubuh Anda melambat.
Selanjutnya, memasuki tahap REM, di tahap ini mata seseorang melesat bolak-balik di belakang kelopak mata. Pada fase ini orang mulai bermimpi.
Baca Juga: 3 Posisi Tidur untuk Mencegah Sakit Leher atau Punggung saat Bangun Pagi
Dilansir WebMD, saat tidur, denyut nadi, suhu tubuh, pernapasan, dan tekanan darah naik ke tingkat siang hari.
Sistem saraf simpatik yang membantu respon otomatis seperti 'fight or flight', menjadi sangat aktif. Namun tubuh Anda hampir tidak bergerak sama sekali.
Saat tidur dalam fase REM, suhu tubuh akan turun beberapa derajat, saat mengantuk sebelum tidur dan terendah sekitar 2 jam sebelum Anda bangun.
Dalam tidur REM, otak Anda bahkan mematikan termometer tubuh Anda. Saat itulah panas atau dingin di kamar Anda lebih memengaruhi Anda.
Secara umum, ruangan yang lebih dingin membantu Anda tidur lebih nyenyak.
Saat seseorang tertidur lelap, dia bernapas lebih lambat dan dalam pola yang lebih teratur. Kemudian, saat memasuki tahap REM, pernapasan menjadi lebih cepat dan lebih bervariasi.
Tidur non-REM menurunkan denyut nadi dan tekanan darah Anda, yang memberi kesempatan pada jantung dan pembuluh darah Anda untuk beristirahat dan pulih. Tetapi selama REM, tingkat ini kembali naik atau berubah.
Ketika seseorang mulai bermimpi, sel-sel otaknya menyala secara aktif dan acak. Faktanya, dalam tidur REM, aktivitas otak terlihat mirip dengan saat Anda bangun.
Mimpi masih menjadi misteri dalam banyak hal. Tidak jelas apa yang menyebabkan mimpi. Biasanya mimpi muncul selama fase REM, tetapi Anda juga bisa bermimpi di tahap tidur lainnya.
“Selama tidur nyenyak, tubuh Anda bekerja untuk memperbaiki otot, organ, dan sel lainnya. Bahan kimia yang memperkuat sistem kekebalan Anda mulai beredar dalam darah Anda,” demikian tertulis dalam artikel tersebut.
Seseorang berusia muda menghabiskan sekitar seperlima dari tidur malam dalam fase tidur nyenyak. Tapi itu mulai berubah seiring usia, dan pada saat Anda berusia di atas 65 tahun, itu bisa turun ke nol.
Tubuh seseorang memroduksi lebih banyak hormon saat tidur dan menurunkan yang lain. Misalnya, kadar hormon pertumbuhan naik, dan kortisol, yang terkait dengan stres, turun.
Beberapa ilmuwan berpikir insomnia dapat dikaitkan dengan masalah dengan sistem pembuatan hormon tubuh.
Baca Juga: Mengenal White Noise, Suara yang Bisa Buat Tidur Lebih Berkualitas
Kurang tidur juga dapat mengacaukan kadar hormon yang mengontrol rasa lapar, yakni leptin dan ghrelin, dan itu dapat mengubah seberapa banyak Anda makan dan membuat Anda bertambah gemuk.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.