YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Hidung meler, sakit tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, nyeri tubuh ringan, sakit kepala, bersin, dan demam ringan dapat mengganggu aktivitas harian.
Kondisi di atas merupakan sejumlah gejala yang sering menyertai flu atau pilek.
Dilansir Women’s Health, Adiba Khan, MD, seorang dokter keluarga di Northwestern Medicine Lake Forest Hospital, menyebut, pilek biasa disebabkan oleh infeksi virus pada tenggorokan dan hidung.
“Banyak jenis virus dapat menyebabkan flu biasa, tetapi penyebab paling umum adalah rhinovirus,” kata dia.
Pilek bisa sangat mirip dengan Covid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona baru.
Deborah S. Clements, M.D., seorang dokter keluarga di Northwestern Medicine Lake Forest Hospital, mengatakan, pilek biasanya tidak berbahaya, meskipun bisa memakan waktu hingga dua minggu sebelum penderitanya membaik.
Baca Juga: 5 Menu Sarapan yang Dapat Redakan Flu dan Batuk
1. Nyalakan Pelembap Udara
Kelembapan udara yang rendah mengeringkan saluran hidung dan menyebabkan pilek.
“Humidifier dapat membantu menjaga selaput lendir tetap lembap. Selaput lendir kering di hidung menghambat kemampuan tubuh Anda untuk menjebak kuman saat mereka memasuki sistem Anda," kata Amber Tully, MD, seorang dokter keluarga di Klinik Cleveland.
Tetapi, ia menyarankan untuk memastikan kebersihan alat pelembap udara (humidifier), karena lingkungan lembap yang hangat dapat menjadi tempat berkembang biaknya jamur (yang juga dapat menyebabkan gejala seperti pilek).
2. Perbanyak Vitamin D
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidak mendapatkan cukup vitamin D lebih mungkin menderita infeksi saluran pernapasan atas, yang menyebabkan batuk, tenggorokan gatal, atau hidung tersumbat.
“Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa melengkapi dengan 400 unit internasional (IU) vitamin D per hari dapat mencegah infeksi pernapasan,” kata Dr. Khan.
National Institutes of Health (NIH) menyarankan agar orang mendapatkan 600 IU per hari, tetapi beberapa organisasi merekomendasikan lebih dari itu.
Vitamin D dapat diperoleh dalam makanan seperti salmon, daging sapi, kuning telur, susu yang diperkaya dan jus jeruk, keju, dan jamur.
3. Jaga Kebersihan Tangan
Terkadang secara tidak sadar tangan menyentuh wajah. Berdasarkan studi kecil tahun 2008 menemukan bahwa orang-orang menyentuh wajah mereka rata-rata 16 kali per jam.
Ketika tangan bersentuhan dengan virus melalui orang lain atau permukaan yang terinfeksi, virus itu dapat masuk ke sistem tubuh jika tangan tidak dibersihkan dengan benar, menurut Centers for Disease Control dan Pencegahan (CDC).
“Virus juga menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit, seperti jabat tangan,” kata Dr. Clements.
CDC juga menyarankan agar memastikan mencuci tangan dengan cara yang benar. Gunakan sabun dan gosok setidaknya selama 20 detik (ratakan hingga di antara jari-jari Anda dan di bawah kuku Anda!).
Pilih pembersih tangan (hand sanitizer) jika Anda sedang berada dalam perjalanan atau dalam keadaan darurat di mana air bersih yang mengalir susah diperoleh.
4. Sterilkan Ponsel
Anggap semua tempat meletakkan ponsel di siang hari, seperti meja dapur, bilik kamar mandi, meja restoran, mengandung kuman.
Sebuah studi University of Arizona tahun 2012 menemukan bahwa ponsel dapat membawa 10 kali jumlah bakteri daripada yang terdapat pada dudukan toilet.
Untuk mendisinfeksi perangkat Anda, Apple menyarankan untuk menggunakan pembersih disinfektan.
Pastikan untuk mematikan telepon, memeras kelebihan cairan (Anda tidak ingin ada genangan air di layar Anda), dan keringkan dengan kain lembut yang tidak berbulu.
Ingatlah bahwa meskipun pemutih sangat bagus untuk mengusir virus, produk yang mengandung zat kimia tersebut dapat merusak ponsel.
Baca Juga: Penyebab Balita Mudah Tertular Penyakit Flu dan Batuk
Jika Anda kesulitan menemukan tisu pembersih di dekat Anda, ikuti panduan ini tentang cara mendisinfeksi ponsel Anda menggunakan alkohol gosok.
5. Bersantai
Dr Tuli menyebut, stres menyebabkan tubuh memompa kelebihan kortisol, hormon yang dapat melemahkan kemampuan sistem kekebalan untuk melawan infeksi.
Jadi, jadikan relaksasi sebagai prioritas, seperti melakukan yoga, meditasi, berjalan-jalan setiap hari melalui alam, atau memprioritaskan waktu setelah bekerja untuk membuat makan malam bersama keluarga.
6. Tidur yang Cukup
Dalam satu penelitian JAMA Internal Medicine, para peneliti mempelajari 153 pria dan wanita sehat yang diberi tetes hidung yang mengandung rhinovirus dan melacak kebiasaan tidur mereka.
Mereka menemukan bahwa orang yang secara teratur tidur kurang dari tujuh jam tiga kali lebih mungkin terserang flu daripada mereka yang tidur delapan jam atau lebih setiap malam.
National Sleep Foundation merekomendasikan durasi tidur setidaknya 7 hingga 9 jam per malam.
7. Konsumsi Zinc
Penelitian menunjukkan bahwa zinc atau seng sebenarnya dapat mengurangi pertumbuhan virus, kata Dr. Clements. Plus, mengonsumsi seng (biasanya dalam bentuk tablet hisap seng atau semprotan hidung seng glukonat) mengurangi durasi dan tingkat keparahan gejala tepat setelah muncul, menurut NIH.
"Meskipun dosis yang tepat tidak jelas saat ini, penelitian telah menunjukkan manfaat hanya pada dosis harian yang lebih besar dari 75 miligram," kata Dr. Clements.
8. Beri Label pada Gelas Minum
“Saat ada anggota keluarga yang pilek, coba gunakan gelas sekali pakai atau gelas berlabel. Ini dapat membantu mencegah penyebaran virus yang tidak disengaja,” kata Dr. Khan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.