Kompas TV feature ngopi

Sambut Ramadhan, Sekelompok Warga Kampung Blang Mancung di Aceh ini Bertani Bertani Kolang-Kaling

Kompas.tv - 8 April 2021, 13:21 WIB
sambut-ramadhan-sekelompok-warga-kampung-blang-mancung-di-aceh-ini-bertani-bertani-kolang-kaling
Kolang-Kaling (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Eddward S Kennedy

ACEH, KOMPAS.TV - Nurahmin, salah seorang warga Kampung Blang Mancung, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh, menyambut bulan puasa dengan bertani aren (enau) yang buahnya dijadikan kolang-kaling.

Sebetulnya, Bulan Ramadhan masih sepekan lagi, tapi bagi Nurahmin, bulan suci ini selain dimanfaatkan untuk mempertebal iman, juga jadi momen untuk menambah rezeki.

Setiap menjelang bulan puasa, Nurahmin keluar masuk hutan mencari buah aren untuk dijadikan kolang-kaling.

Baca Juga: Melihat Proses Produksi Kolang-Kaling di Kampung Pelangi

Sebelum puasa tiba, buah aren sudah diproses menjadi kolang-kaling yang nantinya dijajakan saat bulan puasa.

Sebagaimana diketahui, kolang-kaling adalah buah yang laris dijual saat bulan puasa sebagai penyegar dahaga saat berbuka.

“Biasa, selama sebulan buah kolang kaling bisa laku 70 hingga 80 kaleng. Dijual ke Kota Takengon dan di kampung-kampung,” jelas Nurahmin sebagimana dikutip dari Tribun Aceh, Selasa (6/4/2021).

Dalam sehari, Nurahmi bisa memproduksi sekitar 10 kaleng buah kolang-kaling.

Untuk bahan baku buah aren, dikumpulkannya dari kawasan hutan serta di beberapa area kebun milik warga setempat.

“Kalau nyari buah aren ke hutan, harus bawa kawan juga, nggak pergi sendiri,” sebutnya.

Baca Juga: Berkah Petani Kolang-Kaling di Bulan Ramadhan

Dalam usahanya ini, Nurahmi tidak jalan sendiri. Ia juga mengajak warga lain yang ada di Kampung Blang Mancung untuk mempercepat proses produksi. Dalam kata lain, Nurahmin membutuhkan tenaga kerja.

“Kadang-kadang, pekerja bisa sampai 10 orang untuk mencongkel buah kolang kaling,” jelas Nurahmin.

Upah mencongkel buah kolang-kaling tersebut dibayar perkilonya sebesar Rp 2 ribu. Dalam sehari, satu pekerja bisa menyelesaikan minimal 10 kilo.

“Itupun tergantung stok buah aren. Kalau lagi banyak, pekerjanya juga ramai,” tutur Nurahmi.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Satgas Pangan Solo Bakal Tinjau Harga Sembako di Pasar Setiap Minggunya

Untuk harga buah kolang-kaling sendiri dijual ke agen pengecer sebesar Rp 15 ribu per kilo.

“Biasa kita tolak ke pengecer sekilonya Rp 15 ribu. Sudah pasti, mereka jual bisa lebih mahal. Itupun hanya cukup untuk pasar Takengon saja,” ucapnya.

Nurahmin telah menggeluti usaha produksi buah kolang-kaling sejak lima tahun terakhir. Tapi itu hanya dilakukannya pada saat bulan puasa.

Proses produksi buah kolang-kaling tidak terlalu sulit. Caranya, buah aren yang baru dipetik direbus selama dua jam. Setelah proses perebusan, pangkal buah aren dipotong untuk mempermudah proses pengelupasan buah kolang-kaling dari kulitnya.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x