Baca Juga: Berkah Petani Kolang-Kaling di Bulan Ramadhan
Dalam usahanya ini, Nurahmi tidak jalan sendiri. Ia juga mengajak warga lain yang ada di Kampung Blang Mancung untuk mempercepat proses produksi. Dalam kata lain, Nurahmin membutuhkan tenaga kerja.
“Kadang-kadang, pekerja bisa sampai 10 orang untuk mencongkel buah kolang kaling,” jelas Nurahmin.
Upah mencongkel buah kolang-kaling tersebut dibayar perkilonya sebesar Rp 2 ribu. Dalam sehari, satu pekerja bisa menyelesaikan minimal 10 kilo.
“Itupun tergantung stok buah aren. Kalau lagi banyak, pekerjanya juga ramai,” tutur Nurahmi.
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Satgas Pangan Solo Bakal Tinjau Harga Sembako di Pasar Setiap Minggunya
Untuk harga buah kolang-kaling sendiri dijual ke agen pengecer sebesar Rp 15 ribu per kilo.
“Biasa kita tolak ke pengecer sekilonya Rp 15 ribu. Sudah pasti, mereka jual bisa lebih mahal. Itupun hanya cukup untuk pasar Takengon saja,” ucapnya.
Nurahmin telah menggeluti usaha produksi buah kolang-kaling sejak lima tahun terakhir. Tapi itu hanya dilakukannya pada saat bulan puasa.
Proses produksi buah kolang-kaling tidak terlalu sulit. Caranya, buah aren yang baru dipetik direbus selama dua jam. Setelah proses perebusan, pangkal buah aren dipotong untuk mempermudah proses pengelupasan buah kolang-kaling dari kulitnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.