Kompas TV entertainment lifestyle

Kemampuan Public Speaking Bukan Bakat Alami, Bisa Dipelajari Siapa Saja

Kompas.tv - 29 Maret 2022, 07:40 WIB
kemampuan-public-speaking-bukan-bakat-alami-bisa-dipelajari-siapa-saja
Ilustrasi public speaking. Public speaking atau berbicara di depan umum merupakan salah satu kemampuan yang tak lekang oleh waktu. Ia dapat digunakan dalam situasi dan kondisi apa pun. (Sumber: Freepik)
Penulis : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Public speaking atau berbicara di depan umum merupakan salah satu kemampuan yang tak lekang oleh waktu. Ia dapat digunakan dalam situasi dan kondisi apa pun. Bahkan, lingkup terkecil pun membutuhkannya.

Poin utama dari public speaking adalah si pembicara mampu membangun relasi dengan pendengar. Akan tetapi, masih banyak orang yang takut untuk berbicara di depan publik. Akhirnya, segala persiapan pun sirna begitu saja.

Dalam siniar Obsesif musim keempat bertajuk "Bicara di Forum Publik? Siapa Takut!", Cut Jihan Shavira, Wisudawan terbaik FISIP UI 2021, memberikan tips dan pandangannya terkait public speaking.

Keberanian yang Mengubah Segalanya

Menurut Jihan, dalam proses yang panjang, kemampuan ini sangat mengubah hidupnya. Kini, ia bahkan bisa berkeliling dunia dengan bermodalkan public speaking.

Awalnya, perempuan ini mengaku senang berbicara. Dari situlah, ia rutin mengikuti lomba debat dan pidato dari SMA hingga duduk di bangku kuliah.

Menurut Jihan, kemampuan public speaking itu penting dimiliki semua orang. Biasanya, orang-orang berprestasi memiliki keterampilan public speaking yang apik. Hal ini disebabkan karena public speaking juga membutuhkan kemampuan lainnya.

"Kan kalo kita ngomong itu bukan sekadar ngomong. Kita menyampaikan ide. Ketika menyampaikan ide kita perlu berpikir, riset, dan menstrukturkan pikiran kita," imbuhnya.

Membutuhkan Keterampilan Lainnya

Public speaking sering dianggap sempit karena terdapat kata publik yang mengacu pada khalayak umum.

Menurut Jihan, kemampuan ini juga sangat berguna dalam lingkup kecil, seperti pertemanan dan keluarga. Ungkapannya sejalan dengan pendapat Dr. Michelle Mazur, seorang ahli komunikasi, bahwa kemampuan public speaking bisa membantu membangun hubungan yang baik.

"Bagiku, public speaking ketika kita bisa berbicara di depan publik, baik itu dua orang, tiga orang. Sesimpel ngobrol sama cewek yang kamu suka," tambahnya.

Inti dari public speaking adalah mampu membuat lawan bicara atau pendengarnya paham dan tertarik dengan pesan yang disampaikan. Oleh karena itu, kemampuan ini juga memerlukan keterampilan penunjang.

Beberapa keterampilan itu di antaranya melakukan riset dan analytical thinking atau berpikir analitis. Selain itu, perlu juga latihan, seperti gestur dan intonasi, agar pesan dapat disampaikan dengan baik.

Kemampuan yang Bisa Dipelajari

Beberapa orang mungkin menganggap berbicara di depan publik merupakan suatu bakat alami. Namun, ternyata kemampuan ini juga bisa dipelajari oleh semua orang.

"Ini bukan sebuah skill yang lahir bersama kita, tapi ini skill yang perlu dipelajari dengan konsistensi dan kemampuan," tambahnya.

Jihan juga menganalogikannya dengan anak bayi yang tak bisa langsung berbicara.

Kita bisa mulai mempelajari dua teknik awal, yaitu penulisan naskah untuk pidato dan cara menyampaikannya.

Tentu, substansinya disesuaikan dengan situasi. Misalnya, public speaking untuk debat dan orasi memiliki cara penyampaian yang berbeda.

Mengatasi Gugup saat Berbicara di Depan Publik

Menurut Jihan, kegugupan itu berawal dari pikiran takut salah.

"Kita gugup karena takut melakukan kesalahan. Kenapa takut? Karena ada risiko pas ngelakuin kesalahan," tuturnya.

Risiko ini membuat orang enggan mencoba banyak hal. Jadi, harus diatasi dengan mengubah pola pikir.

"Risiko-risiko yang kamu takutkan tadi itu cuma sebentar, and that benefit lasts forever," ujarnya.

Kalau ada kesalahan, ubahlah jadi lelucon kecil. Hal ini bisa dilakukan kalau kita sering berlatih dan belajar lewat video public speaking orang lain.

"Kita itu bukan belajar keluar dari zona nyaman, tapi memperluas zona nyaman. Karena keluar dari zona nyaman itu sering dianggap beban," kata Jihan.

Dengarkan obrolan-obrolan menarik lainnya seputar fenomena di era ini dalam siniar Obsesif musim keempat yang bekerja sama dengan Ekskul Indonesia di Spotify.

Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!

Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x