Beberapa orang mungkin menganggap berbicara di depan publik merupakan suatu bakat alami. Namun, ternyata kemampuan ini juga bisa dipelajari oleh semua orang.
"Ini bukan sebuah skill yang lahir bersama kita, tapi ini skill yang perlu dipelajari dengan konsistensi dan kemampuan," tambahnya.
Jihan juga menganalogikannya dengan anak bayi yang tak bisa langsung berbicara.
Kita bisa mulai mempelajari dua teknik awal, yaitu penulisan naskah untuk pidato dan cara menyampaikannya.
Tentu, substansinya disesuaikan dengan situasi. Misalnya, public speaking untuk debat dan orasi memiliki cara penyampaian yang berbeda.
Menurut Jihan, kegugupan itu berawal dari pikiran takut salah.
"Kita gugup karena takut melakukan kesalahan. Kenapa takut? Karena ada risiko pas ngelakuin kesalahan," tuturnya.
Risiko ini membuat orang enggan mencoba banyak hal. Jadi, harus diatasi dengan mengubah pola pikir.
"Risiko-risiko yang kamu takutkan tadi itu cuma sebentar, and that benefit lasts forever," ujarnya.
Kalau ada kesalahan, ubahlah jadi lelucon kecil. Hal ini bisa dilakukan kalau kita sering berlatih dan belajar lewat video public speaking orang lain.
"Kita itu bukan belajar keluar dari zona nyaman, tapi memperluas zona nyaman. Karena keluar dari zona nyaman itu sering dianggap beban," kata Jihan.
Dengarkan obrolan-obrolan menarik lainnya seputar fenomena di era ini dalam siniar Obsesif musim keempat yang bekerja sama dengan Ekskul Indonesia di Spotify.
Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!
Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.