Setelah kepulangannya dari ibadah haji, ia juga menambahkan namanya menjadi Dorce Gamalama Halimatussadiyah.
Dorce tumbuh besar sebagai anak bungsu dari 6 bersaudara.
Kedua orang tua Dorce meninggal ketika ia masih anak-anak. Oleh karena itu, ia dirawat oleh neneknya yaitu Siti Darama.
Pada usia dua tahun, Dorce pindah bersama neneknya ke Jakarta. Saat masih SD, Dorce tidak terlalu tertarik pada pelajarannya, dan memilih untuk fokus bernyanyi.
Pada tahun 1990, Dorce mendapat tawaran bermain film bertajuk Dorce Sok Akrab dan Dorce Ketemu Jodoh.
Karir bernyanyinya dimulai saat, Dorce masuk ke dapur rekaman Billboard dengan meluncurkan singel berjudul "Cintaku Kendur di Jalan".
Dorce dikenal sebagai artis serba bisa bukan tanpa alasan. Selain ia merupakan pembawa acara, pemain film, hingga penyanyi, ia juga memiliki kemampuan tak biasa lainnya.
Dorce mampu menyanyikan berbagai lagu dalam berbagai irama (jazz, cha-cha-chá, rock, pop, dangdut, dan sebagainya).
Baca Juga: Polemik Wasiat Dorce Gamalama: Pemakaman sesuai Jenis Kelamin Awal atau Putusan Pengadilan?
Ia juga fasih menyanyikan lagu berbagai bahasa seperti Inggris, Tionghoa, Belanda, Jerman, Prancis, Arab, dan India.
Dalam karir bernyanyinya, Ia berhasil menorehkan rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI) atas peluncuran sembilan album sekaligus hanya dalam waktu lima bulan.
Dorce pernah membuat museum pribadi untuk mengenang saat dirinya berada di masa-masa sulit.
Museum tersebut berisikan pakaian-pakaian manggung Dorce yang jumlahnya mencapai puluhan.
Dorce Gamalama juga dikenal aktif dalam kegiatan sosial. Ia memiliki Yayasan Dorce Halimatussa’diyah.
Yayasan tersebut rutin menyantuni sekitar 1.600 anak yatim piatu dan anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.