“Ini adalah suatu kekerasan psikologis,” ucap Astrid.
Mengenai kesadaran korban dari gaslighting, menurut Astrid, seiring berjalannya waktu korban akan merasa tidak nyaman dengan situasi.
Kemudian, korban akan menyadari tindakan-tindakan pelaku sebagai sesuatu yang manipulatif dan toksik.
Selanjutnya, dari kesadaran tersebut, hal pertama yang dapat dilakukan korban adalah komunikasikan dengan kepala dingin bersama pelaku.
Akan tetapi, pelaku awalnya pasti akan membela dirinya. Astrid lalu mengingatkan agar korban tetap berkomunikasi dengan kepala dingin, juga persuasif.
“Sehingga yang bersangkutan juga menyadari tindakan yang ia lakukan,” ucap Astrid.
Dari sisi pelaku, nyatanya, sadar atau tidaknya pelaku melakukan gaslighting dilatarbelakangi oleh beberapa faktor.
“Faktor yang terjadi bisa karena kebiasaan gaslight yang dilakukan oleh orang tua pelaku semasa kecil atau strategi pelaku agar tidak kehilangan korban,” ungkap Astrid.
Setelah pelaku menyadari tindakan yang ia lakukan, Astrid memberikan tips untuk mengawalnya dengan terus berkomunikasi dan berkomitmen untuk memperbaiki hubungan.
Selain itu, korban juga bisa mengajak pelaku untuk berkonsultasi dengan pakar kesehatan mental.
“Namun, apabila pelaku masih bersikeras bahwa tindakan yang dilakukan bukan sesuatu yang salah, Anda selalu memiliki pilihan untuk undur diri dari hubungan tersebut,” ucap Astrid.
Potongan tips-tips memahami gaslighting di atas dapat Anda dengar lebih lengkap melalui siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Begini Caranya, Menghadapi Pasangan Yang Gaslighting”.
Untuk mengetahui tips-tips dan perspektif kesehatan mental lainnya, dengarkan siniar Anyaman Jiwa setiap hari Rabu dan Jumat di Spotify atau akses melalui tautan berikut https://spoti.fi/3rqDIdn.
Penulis: Fauzi Ramadhan dan Ikko Anata
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.