2. Tekanan Tinggi
Selain kemudahan akses, menjadi seorang figur publik juga memiliki risiko yang tidak bisa dihindari seperti tekanan pekerjaan, sosial yang terkadang ditambah dengan masalah keluarga, maupun masalah-masalah lain yang mengganggu kehidupannya.
Banyak selebritas yang memiliki etos kerja dan dorongan untuk sukses yang tinggi, namun ketika mendapat kritik sosial tertentu seperti sering dikritik karena penampilan, tuntutan eksistensi atau cara pandang dapat mendorong untuk melampiaskan ke narkoba.
"Penyebabnya yang pasti adalah kesulitan orang tersebut dalam memecahkan masalahnya. Jika permasalahan yang dihadapi bisa diselesaikan dengan baik, biasanya tidak ingin mencoba narkoba," tambah Aully.
3. Pengaruh Pergaulan
Lingkungan pergaulan juga tak kalah berpengaruh pada keputusan seseorang untuk mencoba zat terlarang. Aully Grashinta membenarkan hal itu.
Baca Juga: 3 Artis Ini Tertangkap karena Narkoba dalam Sepekan, Terbaru Inisial RN
"Saat menghadapi masalah yang dirasa cukup besar, lalu ada dorongan dari lingkungan, baik teman-teman, kalangan terdekat, untuk mencoba menggunakan narkoba maka dorongan menggunakan narkoba menjadi besar. Apalagi jika memang ada dana yang bisa digunakan untuk membeli narkoba," ungkapnya.
Dalam beberapa kalangan, mengonsumsi narkoba juga dianggap sebagai tren dan pembuktian diri.
"Pada beberapa kalangan juga narkoba digunakan untuk tren berinteraksi sosial. Karena itu, untuk pakai narkoba kan perlu uang, sehingga yang bisa pakai narkoba dianggap ‘punya uang’," tuturnya.
4. Terjerumus Ketenaran
Melansir Discoverymood, ketenaran dan kekayaan yang dimiliki selebriti juga ada kaitannya dengan efek mengonsumsi narkoba.
Ketenaran dan kekayaan dapat mengaktifkan zat dopamin atau kesenangan di otak, ini mirip dengan repons kecanduan narkoba.
Sumber : Wartakota
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.