LONDON, KOMPAS.TV – Duchess of Sussex, Meghan (39), mengungkapkan bahwa dirinya mengalami keguguran pada bulan Juli lalu. Ia berbagi pengalaman traumatiknya dengan harapan bisa membantu orang lain.
Meghan menggambarkan pengalaman kegugurannya dalam sebuah kolom opini di koran New York Times pada Rabu (25/11) dengan menulis, “Saya tahu, saat saya menggendong anak pertama saya, bahwa saya kehilangan anak kedua saya.”
Meghan dan sang suami Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris memiliki seorang putra berusia 18 bulan bernama Archie.
Baca Juga: Ini Perjalanan Cinta Pangeran Harry dan Meghan Markle
Meghan mengatakan bahwa dirinya membagi kisahnya untuk mendobrak keheningan atas tragedi yang dianggap biasa ini. Layanan Kesehatan Nasional Inggris menyebut, 1 dari 8 kehamilan berakhir pada keguguran.
“Kehilangan seorang anak berarti mengalami kesedihan yang tak tertahankan, yang dialami oleh banyak orang tapi hanya sedikit yang membicarakannya,” begitu tulis Meghan.
“Saat diundang untuk berbagi luka kita, kita mengambil langkah-langkah pertama bersama menuju kesembuhan.”
Baca Juga: Meghan Markle Berniat Calonkan Diri Jadi Presiden Amerika Serikat
Dengan bahasa yang lugas namun intim, Meghan menggambarkan tragedi kehilangannya yang dimulai pada suatu “pagi yang dimulai seperti hari-hari lainnya: Bikin sarapan. Memberi makan anjing-anjing. Minum vitamin. Mencari kaus kaki yang hilang. Memungut krayon nakal di bawah meja. Menguncir rambut sebelum mengangkat anak saya dari boks bayinya.”
“Setelah mengganti pampersnya, saya merasakan kram perut yang sangat keras. Saya terduduk di lantai dengan Archie tetap di tangan saya, sambil menyenandungkan lagu untuk menenangkan kami berdua, nada yang riang itu sungguh kontras dengan perasaan bahwa ada sesuatu yang salah yang tengah terjadi.”
Baca Juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle Tak Rayakan Natal Tahun Ini di Inggris
Kemudian, Meghan berkata, dirinya “terbaring di tempat tidur rumah sakit, menggenggam jemari suami saya. Saya merasakan telapaknya yang lengket dan mencium buku-buku jarinya, yang basah oleh air mata kami. Menatapi dinding putih yang dingin, mata saya berkaca-kaca. Saya mencoba membayangkan bagaimana kami akan sembuh.”
Sophie King, seorang bidan, menyebut bahwa keguguran dan kelahiran dengan bayi mati hingga kini masih dianggap sebagai hal tabu dalam masyarakat, jadi kaum ibu seperti Meghan yang berbagi pengalaman mereka merupakan langkah penting untuk mendobrak stigma negatif itu.
“Kejujuran dan keterbukaannya hari ini sungguh memberi pesan kuat untuk siapapun yang kehilangan seorang bayi: Anda mungkin akan merasa sangat kesepian, tapi Anda tidak sendirian,” ujar King.
Meghan, seorang aktris Amerika Serikat dan bintang drama hukum televisi ‘Suits’, menikah dengan Harry, cucu Ratu Elizabeth II dalam sebuah pernikahan mewah di Kastil Windsor pada Mei 2018. Putra mereka lahir di tahun berikutnya.
Awal tahun ini, pasangan ini mengumumkan berhenti dari kewajiban kerajaan Inggris dan pindah ke Amerika Utara, menyebut bahwa sikap rasis dan gangguan tak tertahankan dari media Inggris menjadi penyebabnya. Baru-baru ini mereka membeli sebuah rumah di Santa Barbara, California.
Baca Juga: Istana Buckingham Umumkan Harry dan Meghan Markle Resmi Mundur dari Kerjaan Inggris
Meghan juga tengah berkasus dengan sebuah media Inggris. Ia menuntut penerbit koran Mail on Sunday atas invasi privasi Meghan pada sebuah artikel yang menerbitkan sebagian surat yang ia tulis untuk ayahnya setelah pernikahannya.
Bulan lalu, hakim di London setuju untuk mengabulkan permohonan Meghan untuk menunda sidang yang dijadwalkan pada Januari menjadi musim gugur tahun depan. Hakim menyatakan, alasan permintaan penundaan ini bersifat rahasia.
Baca Juga: Hakim Kabulkan Penundaan Kasus Meghan Markle vs Koran Inggris
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.