JAKARTA, KOMPAS.TV - Pasar modal Indonesia mengalami guncangan signifikan pada Selasa, 18 Maret 2025, ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas hingga 5 persen dalam satu hari perdagangan.
Anjloknya IHSG ini membuat PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah preventif dengan melakukan trading halt, yaitu penghentian sementara perdagangan saham guna mencegah volatilitas yang lebih ekstrem.
Sistem perdagangan dihentikan tepat pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) untuk mengurangi dampak gejolak pasar.
Lalu apa itu Trading Halt, Suspend, dan Auto Reject?
Mekanisme Trading Halt, Suspend, dan Auto Reject
Dalam dunia pasar modal, trading halt merupakan salah satu langkah yang diambil untuk menjaga stabilitas perdagangan.
Selain itu, terdapat mekanisme lain seperti suspend dan auto reject, yang juga berperan penting dalam mengendalikan fluktuasi harga saham.
1. Apa Itu Trading Halt?
Trading halt atau halting adalah penghentian sementara seluruh perdagangan saham di bursa untuk jangka waktu tertentu.
Kebijakan ini diberlakukan ketika IHSG mengalami penurunan tajam hingga 5 persen dalam satu hari perdagangan, sebagaimana yang terjadi hari ini.
BEI memberlakukan langkah ini sebagai respons terhadap kondisi pasar yang tidak stabil, guna memastikan perdagangan efek tetap teratur, wajar, dan efisien.
Baca Juga: [FULL] Menkeu Sri Mulyani Respons IHSG Anjlok hingga Kabar Mundur dari Kabinet
Berdasarkan Surat Perintah Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A OJK Nomor S-274/PM.21/2020, terdapat aturan mengenai durasi trading halt.
Jika IHSG turun lebih dari 5 persen, perdagangan akan dihentikan selama 30 menit.
Jika IHSG kembali mengalami penurunan lanjutan lebih dari 10 persen, perdagangan akan dihentikan kembali selama 30 menit.
Langkah trading halt bukanlah hal baru di pasar modal Indonesia. Pada tahun 2020, BEI juga beberapa kali menerapkan kebijakan ini akibat sentimen negatif dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan gejolak besar di bursa saham.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.