JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan, diversifikasi produk ekspor Indonesia jadi salah satu upaya mengantisipasi kenaikkan tarif impor oleh Amerika Serikat.
Dengan diversifikasi produk, RI tidak bergantung pada sejumlah komoditas ekspor yang berpotensi terkena bea masuk tinggi oleh Presiden AS Donald Trump.
"Yang penting sekarang gini, kan kalau Trump itu penginnya kan ada industri ke sana gitu kan. Terus ya kita harus diversifikasi produk, terutama produk-produk yang tidak diproduksi di sana," kata Budi di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu (5/2/2025).
Baca Juga: China Balas AS dengan Kenakan Tarif 10-15 Persen, Perang Dagang Dimulai?
Budi menjelaskan, saat ini neraca dagang RI-AS masih dalam kondisi surplus.
Bahkan, Negeri Paman Sam itu jadi negara nomor satu sebagai penyumbang surplus.
Yakni sebesar 16,84 miliar dolar AS, kemudian disusul India 15,39 miliar dolar AS dan Filipina 8,85 miliar dolar AS.
Mendag menyampaikan, pihaknya sudah berdiskusi dengan kalangan usaha terkait produk apa saja yang bisa digenjot ekspornya ke AS, sehingga surplus neraca dagang bisa dipertahankan.
"Kita sekarang sudah ngomong-ngomong dengan pelaku usaha, bagaimana kita masuk diversifikasi produk. Kita harus pertahankan surplus kita," ungkapnya.
Baca Juga: Rusia Kecam Rencana Trump Ambil Alih Gaza, Sebut Sebagai Bentuk “Cancel Culture” Barat
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.