"Antam selama ini beli bahan bakunya impor ya, dengan sekarang ada Freeport punya smelter yang bisa produksi sampai 50 ton, nanti dibeli 30 ton (oleh Antam), itu penghematannya hampir Rp200 triliun. Itu besar sekali," ungkap Erick dalam Penandatanganan Perjanjian Jual Beli Logam Emas antara Antam dan PTFI di Jakarta, Kamis (7/11) seperti dikutip dari Antara.
Ia berharap sinergi ini tidak berhenti sebatas kerja sama antara Freeport dan Antam saja, tetapi juga bisa berkembang kepada bank-bank yang ada di BUMN untuk menghadirkan tabungan emas.
"Saya minta nanti juga coba bersinergi dengan Pegadaian, BRI, BSI, supaya kita punya bullion bank (tempat penyimpanan emas). Bagaimana pasar logam ini juga kita menjadi bagiannya," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT FI Tony Wenas mengatakan bahwa Precious Metal Refinery (PMR) yang berada di Gresik, Jawa Timur, mampu memproduksi emas batangan mulai minggu kedua Desember 2024 sebesar 50-60 ton per tahun.
Baca Juga: Presiden Prabowo Ajak Freeport, Chevron, hingga General Electric Tambah Investasi di Indonesia
Dari jumlah tersebut, Antam akan membeli sekitar 30 ton per tahun dengan kontrak selama 5 tahun dengan nilai 12,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp200 triliun.
"Sekitar 30 ton yang akan di-off-take oleh Antam. Kalau memang Antam butuh lebih, kami juga siap, lebih dari 30 ton juga siap," kata Tony.
Sebagai informasi, harga emas 24 karat Antam menunjukkan turun Rp5.000 per gram, dari sebelumnya Rp1.482.000 per gram pada Selasa 12 November, menjadi Rp1.477.000 per gram pada Rabu 13 November.
Di lain sisi, grafik harga emas Antam 24 karat buyback oleh Logam Mulia juga menunjukkan turun Rp8.000 per gram, dari sebelumnya Rp1.336.000 per gram menjadi Rp1.328.000 per gram.
Dengan demikian, selisih antara harga emas dan harga buyback pada Rabu 13 November adalah Rp149.000 per gram.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.