Dengan begitu, Indonesia dapat membawa nilai tambah ke dalam negeri yang membawa keuntungan bagi rakyat Indonesia.
Ia menegaskan, Indonesia ingin diperlakukan secara adil. Karena ia melihat bagaimana Eropa memperlakukan Indonesia berbeda, misalnya, dengan Vietnam dan Thailand.
Baca Juga: Nilai Barang Kiriman PMI dari Luar Negeri Bebas Pajak & Bea Masuk Maksimal 1.500 Dollar AS per Tahun
Airlangga mengatakan negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) tak kunjung usai dalam 7 tahun terakhir.
Padahal, kata dia, Indonesia memiliki peran besar dalam tatanan perekonomian dunia. Indonesia tidak mau menunggu terlalu lama.
“Kami telah membuktikannya selama Indonesia memimpin G20, ada inklusivitas, suara negara-negara selatan juga lebih diperhitungkan. Kami ingin melihat semuanya bersama demi kepentingan semua pihak," ucapnya.
Optimisme Airlangga terhadap cita-cita Indonesia menjadi negara maju juga disebutkan dalam wawancara dengan Handelsblatt.
Ia mengatakan saat ini Indonesia menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-16.
Jika pada tahun 2045 jumlah penduduk Indonesia sekitar 320 juta orang dengan PDB 30.000 dolar AS per kapita, berarti Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian sejumlah 9 triliun dolar AS.
Baca Juga: Menko Perekonomian Airlangga Buka Suara Terkait Rencana PPN Naik Jadi 12% Tahun Depan
Di sinilah, kata Airlangga, tugas pemerintah untuk menciptakan banyak lapangan kerja baru untuk mewujudkan cita-cita bangsa tersebut.
“Saat ini Jerman memiliki ekonomi sekitar 4 triliun dolar AS. Jadi Anda bisa membandingkan seberapa besar Indonesia di 2045 nanti," katanya dalam wawancara tersebut.
"Namun tentunya banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, di antaranya tentu upaya value added akan dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia."
Sumber : KOMPAS TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.