JAKARTA, KOMPAS.TV - Sahur adalah kegiatan makan dan minum di waktu sebelum subuh saat puasa.
Sahur hukumnya sunnah yang artinya apabila dilakukan mendapat pahala namun jika ditinggalkan tidak mendapat dosa.
Karena itulah, kadang seseorang yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan kerap melewatkan sahur karena mengantuk dan sebagainya.
Padahal, menurut Rasulullah SAW, sahur memiliki banyak manfaat sehingga dijadikan anjuran saat puasa Ramadan.
Baca Juga: Waktu Terbaik untuk Sahur, Bolehkah Makan Sahur Tengah Malam?
Hal itu sebagaimana terkandung dalam hadis Nabi SAW, melansir nu.or.id, Senin (11/4/2022).
: " " ( )
Diriwayatkan dari Anas ra, Rasulullah saw bersabda, “Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu mengandung keberkahan.” (HR Syaikhani)
Dari hadis di atas diketahui bahwa orang yang sahur mendapat keberkahan daripada yang tidak melaksanakannya.
Lantas, apa saja berkah sahur yang disebutkan oleh Rasulullah SAW?
Dalam kitab Is’afu Ahl al-Iman bi Wadza’if Syahri Ramadhan dijelaskan bahwa sahur adalah bentuk kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya.
Jika saja Rasulullah SAW tidak melaksanakan sahur, maka umat islam hingga sekarang tidak akan melaksanakan sahur karena semua gerak-gerik Nabi merupakan sunnah.
Namun, Rasulullah SAW tidak ingin menyengsarakan umatnya dengan rasa lemas saat puasa.
Dengan sahur, seseorang dapat memiliki tenaga untuk bekerja dan beribadah pada siang hari.
Jangan sampai di bulan Ramadan yang pernuh berkah menjadi sia-sia karena karena seharian tubuh lemas sebab tidak sahur di malam harinya.
Di hari akhir, setiap perbuatan, makanan yang dimakan dan minuman yang diminum akan dimintai pertanggungjawaban (hisab) oleh Allah SWT.
Baca Juga: Bahaya Makan Mi Instan Saat Sahur, Bisa Sebabkan Hipoglikemia
Menurut Nabi, makanan yang disantap saat sahur adalah pengecualian, artinya, tidak akan dihisab oleh Allah SWT.
Tidak hanya sahur, makanan saat berbuka puasa juga tidak akan dihisab oleh Allah SWT.
Hal itu merupakan bentuk berkah sahur, sebagaimana dalam hadis Nabi, disebutkan:
Artinya, “Ada tiga hal (makanan) di mana seorang hamba tidak akan dihisab oleh Allah swt, yaitu makanan sahur, makanan saat berbuka puasa, dan makanan yang dinikmati bersama saudara-saudara yang lain.”
Sahur juga merupakan pembeda antara puasa umat Muslim dengan Yahudi dan Nasrani.
Nabi Muhammad saw bersabda,
Artinya, “Yang membedakan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur”.
Terkait hadits di atas, Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan bahwa puasa Yahudi dan Nasrani tidak melaksanakan sahur.
Artinya, “Maknanya, yang menjadi pembeda dan keistimewaan antara puasa kita dan puasa mereka (Yahudi dan Nasrani) adalah sahur. Karena sesungguhnya mereka tidak sahur, sedangkan kita disunahkan untuk sahur.” (Syarah Muslim Imam Nawawi, juz 7, hal. 207)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.