Dengan sahur, seseorang dapat memiliki tenaga untuk bekerja dan beribadah pada siang hari.
Jangan sampai di bulan Ramadan yang pernuh berkah menjadi sia-sia karena karena seharian tubuh lemas sebab tidak sahur di malam harinya.
Di hari akhir, setiap perbuatan, makanan yang dimakan dan minuman yang diminum akan dimintai pertanggungjawaban (hisab) oleh Allah SWT.
Baca Juga: Bahaya Makan Mi Instan Saat Sahur, Bisa Sebabkan Hipoglikemia
Menurut Nabi, makanan yang disantap saat sahur adalah pengecualian, artinya, tidak akan dihisab oleh Allah SWT.
Tidak hanya sahur, makanan saat berbuka puasa juga tidak akan dihisab oleh Allah SWT.
Hal itu merupakan bentuk berkah sahur, sebagaimana dalam hadis Nabi, disebutkan:
Artinya, “Ada tiga hal (makanan) di mana seorang hamba tidak akan dihisab oleh Allah swt, yaitu makanan sahur, makanan saat berbuka puasa, dan makanan yang dinikmati bersama saudara-saudara yang lain.”
Sahur juga merupakan pembeda antara puasa umat Muslim dengan Yahudi dan Nasrani.
Nabi Muhammad saw bersabda,
Artinya, “Yang membedakan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur”.
Terkait hadits di atas, Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan bahwa puasa Yahudi dan Nasrani tidak melaksanakan sahur.
Artinya, “Maknanya, yang menjadi pembeda dan keistimewaan antara puasa kita dan puasa mereka (Yahudi dan Nasrani) adalah sahur. Karena sesungguhnya mereka tidak sahur, sedangkan kita disunahkan untuk sahur.” (Syarah Muslim Imam Nawawi, juz 7, hal. 207)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.