JAKARTA, KOMPAS.TV - Direksi PT Gunbuster Nickel Indonesia (GNI) menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya dua karyawan kontraktor GNI saat bentrokan.
Dalam siaran persnya, direksi PT GNI menyatakan perusahaan telah melakukan penanganan terhadap korban dan telah berkoordinasi dengan pihak terkait dalam rangka mengevakuasi dan menangani korban.
Aksi demonstrasi pada Sabtu (14/1/2023) yang berakhir ricuh, berdampak bagi perusahaan dan masyarakat sekitar lokasi proyek GNI.
"Timbul kerugian materiel, imateriel, hingga jatuhnya dua korban jiwa dan sejumlah orang yang luka-luka," tulis PT GNI dalam siaran persnya, dikutip Selasa (17/1/2023).
Baca Juga: Smelternya Diresmikan Jokowi pada 2021, PT GNI Punya 11.000 TKI dan 1.300 TKA
Dua korban jiwa tersebut diketahui merupakan satu warga negara Indonesia dan seorang warga negara Tiongkok. Keduanya merupakan karyawan kontraktor GNI.
Saat ini, pihak kepolisian melakukan penahanan terhadap pihak-pihak yang diduga terlibat dalam aksi demonstrasi yang berakhir ricuh tersebut.
"Menimbang saat ini proses investigasi mendalam masih berlangsung dan sedang dilakukan oleh aparat penegak hukum, perusahaan mengimbau agar masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh oknum-oknum yang diduga ingin mengganggu ketenteraman dan keamanan usaha GNI di Kabupaten Morowali Utara," tulis PT GNI.
PT GNI menegaskan pemberitaan terkait pemukulan atau penganiayaan tenaga kerja asing asal Tiongkok terhadap tenaga kerja Indonesia serta isu adanya kekerasan terhadap pekerja perempuan di GNI adalah informasi yang tidak benar.
Baca Juga: Situasi Terkini PT GNI setelah Rusuh Maut Antarkaryawan, Dijaga TNI-Polri
Perusahaan meminta agar masyarakat berhati-hati dalam mengolah informasi atau berita yang beredar, simpang siur dan berpotensi menimbulkan persepsi yang keliru.
Perusahaan kembali mengajak semua pihak bersama-sama menjaga keberlangsungan investasi GNI, yang dapat memberikan manfaat bukan hanya kepentingan perusahaan, namun juga untuk masyarakat sekitar dan negara.
"Perusahaan berharap agar kegiatan usaha GNI serta ketenteraman wilayah usaha GNI di Kabupaten Morowali Utara dapat segera pulih 100 persen," tulis PT GNI dalam siaran pers resminya.
PT GNI merupakan perusahaan yang memproduksi produk ferronickel, yang kemudian diolah menjadi besi stainless yang digunakan untuk produksi stainless dan industri besi nickel alloy.
Baca Juga: Kapolri Sebut Bentrok PT GNI Dipicu Ajakan Mogok Kerja dan Isu Provokasi TKA Pukul TKI
PT GNI memiliki sekitar 11 ribu tenaga kerja lokal dan 1.300 tenaga kerja asing (TKA). Hal itu diungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit usai dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Negara.
"Di sana, saat ini, pekerja kurang lebih 1.300 TKA dengan kemampuan dan ada 11.000 TKI," kata Listyo dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta pada Senin (16/1/2023).
Jumlah itu akan terus bertambah hingga 30.000 karyawan, seiring dengan rencana pengembangan usaha.
Ternyata, smelter atau pabrik pengolahan PT GNI pernah diresmikan Presiden Jokowi pada Desember 2021.
Tepatnya smelter yang berada di kawasan industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Dalam acara peresmian, Jokowi menekankan pentingnya penghentian ekspor bahan mentah dan hilirisasi untuk nilai tambah ekonomi.
"Akhirnya yang kita dapat adalah industri dalam negeri berkembang sangat cepat, karena memang tidak ada pilihan. Yang mengambil, membeli bahan mentah kita sudah tidak bisa lagi, artinya mau tidak mau harus mendirikan industri di tanah air," ujar Jokowi saat itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.