KOMPAS.TV – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) telah melakukan penambangan nikel sejak tahun 1968 dan merupakan perusahaan terbuka. Mayoritas saham PT Vale dimiliki oleh Vale S.A., publik, dan Sumitomo. Holding BUMN Pertambangan Mind ID juga menjadi pemegang saham mayoritas dengan 20 persen saham.
PT Vale mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam mengembangkan pertambangan rendah emisi karbon. Hal ini dibuktikan dengan uji pemanfaatan PLTA sebagai sumber energi, pengolahan air limpasan, dan uji coba truk listrik untuk operasional tambang.
Proses awal penambangan nikel di PT Vale Indonesia Tbk menggunakan metode penambangan terbuka atau open cast mining. Senior Manager Mine Production Sorowako Muhammad Rizal Baslang menjelaskan, open cast mining merupakan penambangan nikel yang mengikuti arah lereng sehingga keselamatan pekerja bisa terjaga dengan baik.
Sebelum penambangan dimulai, pertama-tama dilakukan proses land clearing atau pembersihan lahan dari tumbuhan. Kemudian, lapisan tanah penutup dikelupas melalui proses stripping dengan kedalaman 5 sampai 10 meter, tergantung kondisi tanah.
Lapisan tanah tersebut kemudian dibawa ke penampungan untuk menambah lahan pascatambang. Umumnya, proses penambangan nikel dimulai dari pelapukan mengikuti kemiringan lereng.
Ore nikel yang sudah ditambang di site, selanjutnya akan diproses di bagian process plant. Ore nikel akan dimasukkan ke mesin penggiling untuk dicampur dengan air dan debu olahan nikel yang belum terproses dengan baik.
Selanjutnya, ore akan dikirim menggunakan belt conveyor untuk dikeringkan di kiln. Junior Process Engineer Girsang Garsiman menjelaskan, kiln adalah tempat penyimpanan ore yang sudah dikeringkan (dry ore).
Setelah kering, nikel ore dimasukkan ke dalam furnance untuk dilebur lalu diolah menjadi nikel matte. Pada tahap ini, air yang tersisa akan dihilangkan serta dilakukan pemisahan slag (terak besi).
Leburan nikel berupa slag akan dibuang ke slag dump, sedangkan leburan nikel murni diubah menjadi bubuk nikel atau nikel matte. Langkah selanjutnya yaitu converter, yakni peningkatan kadar matte hingga 78 persen.
Nikel tersebut kemudian disemprot dengan air bertekanan tinggi hingga berbentuk butiran dan disaring sebelum dikemas. Terakhir, nikel matte siap untuk dikirim melalui kapal pengangkut.
Debu-debu sisa proses pengolahan nikel tidak semata-mata dibuang oleh PT Vale, namun diproses kembali masuk ke penggilingan di tahap pertama.
Gas kotor bekas penambangan yang dilepas ke alam berisiko mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat. Karena itu, PT Vale berusaha agar seluruh proses penambangan tidak menyebabkan dampak buruk dengan menjaga kebersihan semaksimal mungkin.
PT Vale juga memanfaatkan air Danau Matano untuk sumber daya listrik lewat PLTA operasional tambang sehingga menghasilkan karbon emisi rendah. Dengan tiga PLTA, yaitu Larona, Balambano, dan Karebbe, air Danau Matano tetap terus mengalir menjadi sumber energi PT Vale bahkan masyarakat sekitar.
Selain PLTA, penggunaan truk listrik juga menjadi salah satu bentuk usaha pertambangan rendah emisi karbon. Dengan kapasitas baterai sebanyak 530 kWh, daya tempuh truk listrik ini mencapai 170km dengan durasi pengisian baterainya hanya membutuhkan waktu 90 menit.
Di sisi lain, udara di sekitar area penambangan pun tetap terasa sejuk dan jernih. Hal ini membuktikan bahwa proses tambang dan peleburan nikel di PT Vale didasari oleh prinsip keberlanjutan.
Poin menarik lainnya, PT Vale sangat mendukung prinsip diversity, equity, dan inclusion. Jika biasanya para pekerja tambang didominasi laki-laki, maka PT Vale memberikan kesempatan setara dan mendorong keterlibatan lebih banyak perempuan. Kini, beberapa lini diisi pekerja perempuan, misalnya operator truk listrik.
Menurut Senior Operator Yul Marthin Bela, PT Vale sangat membuka lebar kesempatan bagi perempuan untuk mengembangkan karir dengan berkarya di industri tambang. Contohnya, pemberian kesempatan melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan mengemudikan alat berat.
Tidak hanya itu, prinsip keberlanjutan yang dicanangkan PT Vale juga sampai ke pengolahan air limpasan tambang. Senior Manager Mine Infrastructure Maintenance & Development Mercy Balebu menjelaskan, Lamella Gravity Settler (LGS) merupakan inovasi berupa pemurnian limbah air tambang nikel sehingga mampu menjernihkan air hingga menjadi tidak berbahaya bagi lingkungan.
LGS dibangun sebagai penampungan air untuk mengendapkan sedimen dari air tambang. Setelah 54 tahun beroperasi, air Danau Matano masih tergolong jernih, salah satunya berkat LGS. Di tempat ini, terdapat empat kompartemen A, B, C, dan D yang masing-masing di dalamnya diendapkan setelah di-treatment dengan chemical fero sulfat.
Proses treatment air dilakukan dari sampling, penggunaan chemical, sampai masuk ke labirin hingga menghasilkan produk akhir yang akan dilepas ke danau. Inilah alasan air Danau Manato masih jernih hingga saat ini.
Setelah seluruh proses penambangan selesai, PT Vale bertanggung jawab dengan mengolah debu dan air limpasan tambang menjadi bersih kembali. PT Vale Indonesia juga menerapkan good mining practices dengan usahanya merawat bibit pohon di Nursery Park, untuk ditanam kembali di lahan bekas tambang yang direklamasi.
Reklamasi Daerah Penambangan Nikel
Team Leader Revegetation Harun Tandioga menjelaskan, terdapat sekitar 90 jenis tanaman baik yang endemik dari wilayah ini, maupun tanaman dari luar dan pionir yang dapat hidup di lahan pascatambang.
Proses pembibitan diawali oleh pengambilan benih dan anakan dari lahan pascatambang, termasuk lahan hutan yang masih alami. Benih yang sudah diambil kemudian disemai dan diperbanyak dari green house.
Setelah itu, dilakukan penyapihan, baru dipindahkan ke set area untuk pemeliharaan dan penyortiran. Tanaman diberi pupuk sampai ketinggian sekitar 20–30 cm, lalu dipindahkan ke open area agar terkena sinar matahari secara menyeluruh.
Bibit-bibit yang sudah siap tanam akan dibawa ke hutan reklamasi untuk ditanam kembali. Hutan reklamasi ini disebut dengan Himalaya, karena merupakan dataran yang paling tinggi.
Junior Reclamation Engineer Erlin menjelaskan, pohon agathis merupakan jenis tanaman lokal dengan nama latin Agathis dammara. Selama 16 tahun proses reklamasi, terdapat lebih dari dua puluh jenis tanaman lokal yang ditanam.
Hal ini membuktikan penambangan nikel yang dilakukan PT Vale diimbangi dengan usaha menjaga sumber daya alam dan memberdayakan masyarakat sekitar agar terus bermanfaat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.