JAKARTA, KOMPAS.TV- Memasuki persiapan pemilu dan menjelang tahun politik 2024, banyak politisi yang menyewa jet pribadi untuk berkunjung ke berbagai daerah. Hal itu diakui oleh Direktur PT Indojet Sarana Aviasi Stefanus Gandi.
"Latar belakang klien masih cenderung diisi oleh kelompok pengusaha. Juga kami melihat menjelang tahun politik 2024 permintaan charter ini sudah mulai pelan-pelan diisi oleh kelompok berlatar belakang politisi," kata Stefanus dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas TV, Rabu (21/9/2022).
"Dan dari kelompok artis - influencer yang menggunakan jasa kami sepertinya belum begitu menonjol," katanya.
Ia menjelaskan, tahun politik memang biasanya menjadi salah satu momen meningkatnya pesanan sewa jet pribadi. Khusus tahun ini, pesanan meningkat juga karena ada acara G20 di Indonesia.
Baca Juga: Aturan Main di Bisnis Penyewaan Jet Pribadi: Siapapun Tamunya, yang Penting Bisa Bayar Sesuai Harga
"Kami melihat momentum persiapan Pemilu dan Pilkada 2024 menjadi salah satu periodik yang menjanjikan, termasuk G20 tahun ini," ujarnya.
Menariknya, Stefanus mengungkap tren penyewaan jet pribadi naik pesat pada saat pandemi di 2020. Lantaran masyarakat kesulitan terbang jika menggunakan pesawat komersil biasa, dengan berbagai aturan pembatasannya.
"Sejak pandemi awal 2020, tren penyewaan transportasi private jet di Indonesia sangat meningkat signifikan. Pasar ini kemudian terus bertumbuh menjadi suatu tren perjalanan bagi yang memiliki budget cukup," kata Stefanus.
Ia juga melihat kemunculan segmen pelanggan baru. Yakni anak muda yang ingin mencoba layanan private jet, di luar untuk kepentingan bisnis.
Baca Juga: Harga Beli Sampai Biaya Parkirnya Mahal, Ini Daftar Pengusaha RI yang Punya Jet Pribadi
"Artinya semakin kesini pemesan perjalanan mulai diisi oleh kelompok pemula yang ingin mencoba menggunakan moda private jet untuk keperluan liburan keluarga. Maupun urusan lainnya di luar kota selain perjalanan bisnis," tuturnya.
Indojet menawarkan harga sewa bervariasi tergantung tujuan pelanggan. Untuk tujuan Denpasar Bali, tarif termurahnya adalah sebesar 22.500 dollar AS untuk pulang pergi di hari yang sama.
Dengan kurs rupiah yang saat ini mencapai Rp15.000 per dollar AS, berarti konsumen harus membayar Rp337,5 juta. Sedangkan jika pesawat harus menginap, dikenakan biaya tambahan 2.500 dollar AS per malam.
Dengan membayar sebesar itu, konsumen mendapatkan jet pribadi jenis Hawker 400 berkapasitas 6 penumpang.
Baca Juga: Netizen Ngeluh Pakai Pertalite Jadi Boros Setelah Harga Naik, Pertamina Sebut Kualitasnya Tetap
Sedangkan tarif termahal Jakarta-Bali adalah sebesar 38.000 dollar AS atau Rp570 juta, dengan biaya inap per malam 5.500 dollar AS. Untuk tiket kelas ini, konsumen akan terbang dengan pesawat Embraer Legacy 600 berkapasitas 13 penumpang.
Sedangkan tarif sewa untuk Jakarta-Surabaya yang termurah sebesar 19.000.dollar AS, dengan biaya inap 2.000 dollar AS per malam. Lalu yang termahal adalah seharga 32.000 dollar AS dengan biaya inap 3.500 dollar AS.
Kemudian untuk Jakarta-Labuan Bajo, tarif termurahnya 35.000 dollar AS dan tarif termahal nya 52.000 dollar AS atau Rp780 juta.
Semua penerbangan itu dilayani dengan jenis pesawat yang sama. Yaitu Hawker 400 untuk yang termurah dan Legacy 600 untuk yang termahal..
"Biaya sewa termasuk izin terbang, biaya handling pesawat di airport, makanan minuman, dan airport lounge," sebut Stefanus.
"Biaya tidak termasuk pajak, protokol Covid, mobil untuk airport transfer," ujarnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.