Hal itu terutama didorong kenaikan pada harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) sebesar 117 persen.
Baca Juga: Dampak Kenaikan Harga Energi & Pangan Dunia, Pemerintah Siapkan 3 Bansos, Siapa Saja Penerimanya?
Lalu cuaca buruk, kelangkaan pasokan, dan peristiwa geopolitis mendorong harga batubara ke levelnya yang tertinggi dalam sejarah, yang pada akhirnya menyokong kenaikan ASP milik ADRO.
Axel menilai, kenaikan pendapatan ADRO sebenarnya tidak hanya didorong oleh kenaikan ASP, tetapi juga kenaikan volume penjualan sebesar 7 persen secara tahunan menjadi 27,5 juta ton.
"Berdasarkan estimasi kami, ASP ADRO masih akan tetap tinggi di paruh kedua 2022, didorong oleh tingginya permintaan global, khususnya dari China dan negara-negara Eropa," ujarnya.
Sementara itu, pemerintah menyetujui penetapan kenaikan tarif royalti batubara bagi perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP).
Baca Juga: Catat Jadwalnya! Mulai Besok Ada Job Fair di Tamini Square, Ratusan Lowongan Pekerjaan Tersedia
Tarif royalti yang ditetapkan pemerintah dalam aturan baru tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan regulasi sebelumnya. Pada aturan sebelumnya tarif royalti maksimal 7 persen, sementara pada aturan baru naik menjadi 13,5 persen.
Axel mengatakan, sampai dengan semester pertama 2022, tambang ADRO yang memiliki izin jenis IUP adalah Balangan dan MIP yang berkontribusi masing-masing hanya 9 persen dan 4 persen terhadap keseluruhan produksi.
Maka dari itu, berkaitan dengan kebijakan kenaikan tarif royalti untuk konsesi IUP baru-baru ini, Sinarmas Sekuritas memperkirakan dampaknya akan sangat kecil bagi ADRO.
Itulah rekomendasi saham ADRO untuk perdagangan hari ini, Rabu 31 Agustus 2022. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham ADRO di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Sumber : Kontan.co.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.