JAKARTA, KOMPAS.TV- Indonesia saat ini tengah menghadapi gugatan PKPU dari PT Mitra Buana Koorporindo sebagai merupakan kreditur Garuda, yang menyediakan solusi teknologi informasi. Jika gugatan itu dikabulkan hakim, Garuda Indonesia bisa dinyatakan pailit.
Menteri BUMN Erick Thohir pun meminta Garuda fokus dengan penerbangan domestik saja. Lantaran keuangan Garuda mulai tidak sehat sejak menggarap rute internasional.
Garuda harus menyewa pesawat dari puluhan lessor atau pihak yang menyewakan pesawat. Belum lagi ada indikasi korupsi dari penyewaan pesawat tersebut.
Ternyata, bisnis penerbangan di Indonesia memiliki banyak tantangan. Tercatat sudah ada 11 maskapai yang gunung tikar karena berbagai sebab.
Mengutip dari Kompas.com, Rabu (27/10/2021), berikut daftar 11 maskapai yang bangkrut dan berhenti beroperasi:
Baca Juga: Digugat PKPU Lagi, Ini Langkah Garuda Indonesia Menghadapinya
1. Adam Air
Adam Air adalah maskapai swasta yang pernah disebut sebagai penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier terbaik di Indonesia. Adam Air juga memiliki rute penerbangan yang luas dan menambah banyak pesawat sejak didirikan pada 2002.
Tapi, reputasi Adam Air anjlok seketika saat kecelakaan menimpa pesawatnya. Pesawat Adam Air KI 457 rute Jakarta-Manado jatuh di perairan Majene, Sulawesi Barat pada 1 Januari 2007. Badan pesawat hancur, seluruh penumpang dan kru pesawat berjumlah 102 orang meninggal dunia.
Hingga pada 19 Juni 2008, pemerintah pun akhirnya mencabut izin terbang Adam Air.
2. Merpati Airlines
Merpati merupakan maskapai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang beroperasi sejak 1962. Merpati menjadi maskapai penerbangan perintis yang melayani penumpang di pulau-pulau kecil.
Namun, Merpati sering mengalami masalah keuangan dan selalu dibantu pemerintah. Hingga pada 2014 Merpati akhirnya berhenti beroperasi.
Namun sampai saat ini Merpati belum dibubarkan dan nasib karyawannya pun terkatung-katung.
Baca Juga: Erick Thohir Sebut Keuangan Garuda Tidak Sehat Saat Garap Rute Internasional
3. Batavia Air
Batavia Air merupakan maskapai swasta milik PT Metro Batavia, yang beroperasi pada 5 Januari 2002. Batavia Air melayani penerbangan domestik dan internasional dengan menggunakan pesawat Airbus A330-300 dan A320-200.
Pada 2013, Batavia Air bangkrut dan berhenti beroperasi setelah dinyatakan pailit oleh pengadilan. Lantaran hakim PN Jakarta Pusat mengabulkan permohonan PKPU International Lease Finance Corporation (ILFC) terkait kontrak sewa pesawat.
4. Sempati Air
Sempati didirikan pada Desember 1968 dan beroperasi pada Maret 1969 dengan nama PT Sempati Air Transport. Bisnis berkembang pesat sampai era 1999-an. Bahkan Sempati juga melayani rute internasional ke Singapura, Kuala Lumpur, dan Manila.
Namun, Sempati tidak bisa bisa bertahan dan bangkrut saat krisis moneter 1998 menerjang.
5. Mandala Airlines
Mandala Airlines, yang kemudian bernama Tigerair Mandala, pertama kali beroperasi pada 17 April 1969. Pada tahun 2006, maskapai ini kemudian dibeli oleh Indigo Partners dan Cardig International.
Baca Juga: Garuda Banyak Digugat dan Utang Setumpuk, Pengamat: Prospek Bisnisnya Masih Bagus
Mandala berhenti beroperasi pada tanggal 12 Januari 2011 karena terlilit utang. Di tahun yang sama, kreditur dan manajemen Mandala melakukan restrukturisasi utang menjadi saham. Sehingga Mandala bisa kembali beroperasi pada Juni 2011.
Setelah restrukturisasi, pemegang saham mayoritas Mandala adalah PT Saratoga Investment Group (51 persen), Tiger Airways dari Singapura (33 persen), serta pemegang saham lama dan para kreditur (16 persen).
Ternyata, upaya itu tidak mampu menyelematkan Mandala lebih lama. Pada 1 Juli 2014, Mandala berhenti beroperasi karena sepinya penumpang dan beban operasional.
Nilai tukar dollar terhadap rupiah saat itu sangat tinggi. Sehingga Mandala yang mendapat pemasukan dalam rupiah tapi biaya operasionalnya dollar, tidak sanggup bertahan.
6. Bouraq Indonesia Airlines
Bouraq didirikan pada tahun 1970 oleh seorang pengusaha kayu, Jerry Albert Sumendap. Maskapai itu sempat menikmati masa kayanya di era 1980-an.
Baca Juga: Jika Restrukturisasi Utang Gagal, Garuda akan Digantikan Pelita Air
Bouraq mulai meredup pada 1995 saat Jerry Sumendap wafat dan posisinya digantikan oleh Danny Sumendap. Hingga akhirnya pada 2005 maskapai ini dinyatakan pailit.
7. Bali Air
Bali Air adalah maskapai yang berbasis di Jakarta. Bali Air juga dimiliki oleh Jerry Albert Sumendap. Bali Air berdiri tahun 1973, tetapi sejak februari 2007 operasinya telah dihentikan.
8. Jatayu Airline
Jatayu Gelang Sejahtera atau Jatayu Airlines didirikan tahun 2000 dan pernah mengoperasikan penerbangan domestik dan internasional.
Pendirinya adalah seorang pengusaha asal Yogyakarta, Suntinah, dengan penerbangan pertamanya adalah rute Jakarta-Yogyakarta. Belakangan, pemiliknya beralih kepada Wiryanto Lie.
Izin operasi maskapai ini kemudian dicabut Kementerian Perhubungan pada tahun 2007 karena dinilai tidak memenuhi aspek keamanan.
Baca Juga: Gugatan Pailit terhadap Garuda Indonesia Ditolak
9. Awair Airline
Awair adalah singkatan dari Air Wagon Internasional. Maskapai ini didirikan pada 2000 oleh Abdurrahman Wahid yang juga Presiden ke-4 RI.
Maskapai ini tak benar-benar bangkrut karena operasinya diambil alih oleh maskapai asal Malaysia, Air Asia.
10. Star Air
Star Air berdiri tahun 2000 namun izin dari Star Air dicabut oleh Kementerian Perhubungan tahun 2005 sehingga operasional maskapai ini kemudian berhenti total.
11. Linus Airways
Linus Airways adalah maskapai yang berfokus pada penerbangan regional, terutama melayani rute penengangan antar-pulau Sumatera.
Kota-kota yang dilayani maskapai ini adalah Pekanbaru, Medan, Semarang, Palembang, Batam, dan Bandung.
Linus sendiri merupakan kependekan dari Lintasan Nusantara. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004, tetapi pada 2008 operasinya dihentikan.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.