JAKARTA, KOMPAS.TV - TransforMe merupakan perusahaan teknologi atau startup di bidang edukasi yang bertujuan membantu generasi muda Indonesia untuk go global.
Didirikan oleh tiga perempuan Indonesia, yakni Sutaningrat Puspa Dewi, Devfanny Aprilia Artha, dan Retno Lestari Ningsih, TransforMe menyediakan berbagai workshop dan training online bagi pemburu beasiswa studi ke luar negeri.
Dalam siaran persnya, Rabu (23/6//2021), startup yang telah diresmikan sejak September 2020 tersebut mengusung konsep lifelong learning, di mana tranformasi diri tidak hanya bisa dilakukan lewat pendidikan formal.
Selain itu, TransforMe mengklaim diri sebagai penyedia layanan bimbingan beasiswa dan persiapan tes Bahasa Inggris yang lain daripada pendahulunya.
Baca Juga: Startup CoLearn Raih Pendanaan Seri A Rp 143 Miliar untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Product and Marketing Director TransforMe, Retno Lestari Ningsih, menyebut penyampaian materi di setiap workshop yang digelar timnya tidak cuma inspiratif, namun juga praktis dan mendalam.
"Banyak klien kami bilang bahwa (workshop) di TransforMe isinya ‘daging’ semua. Dan itulah feedback yang kami harapkan, mereka puas dengan value yang kami tawarkan," ungkap Retno.
Retno yang pernah menjadi bagian dari KompasTV ini juga menyampaikan, TransforMe benar-benar
membongkar trik dan tips untuk bisa mendapat beasiswa.
"Kami bantu mereka membuat essay yang kuat dan mampu menjual kompetensi yang mereka miliki," ujar lulusan Internet Technology with Business Management di Loughborough University tersebut.
Baca Juga: Bangun Pusat Data di Indonesia, Layanan Cloud Microsoft Sudah Dipakai Kementerian dan Startup
Karena, dari pengamatan pendiri TransforMe, orang Indonesia yang mencari beasiswa punya masalah fundamental pada pola pikir dan kepercayaan diri.
"(Padahal) mindset yang benar adalah awal yang penting dalam tahap meraih beasiswa dan kepercayaan diri yang mantap adalah langkah pamungkasnya," kata Partnerships and Compliance Director TransforMe, Sutaningrat Puspa Dewi.
Di samping itu, Puspa juga menekankan, beasiswa itu bukan sekedar ajang unjuk prestasi, tapi juga bagaimana di masa depan bisa memberikan kontribusi nyata untuk negeri.
Lulusan Educational Leadership di Queen's University of Belfast tersebut juga membeberkan target profit akhir tahun TransforMe, melalui dua program panjang yang baru diluncurkan Juni ini.
"Kami baru saja meluncurkan program belajar bernama SIGAP (Scholarship Incubator and Global Accelerator Programme) yang bertujuan membantu anak muda Indonesia untuk mendapatkan beasiswa S2 dalam kurun waktu maksimal satu tahun," ujar perempuan asal Bali tersebut.
Baca Juga: Pelaku Startup Bersiaplah, Google akan Beri Pelatihan Virtual Secara Gratis!
Perkembangan luar biasa yang berhasil dicapai TransforMe sampai detik ini, tentu begitu berarti bagi ketiga pendirinya yang berangkat dari jalurnya masing-masing, membawa skillset dan komunitas sendiri.
Sejak kali pertama menggelar workshop hingga telah mampu membantu lebih dari 500 orang klien, nyatanya mereka mengawalinya tanpa bermodalkan uang sepersen pun.
"Jadi modal kami adalah pengetahuan, pengalaman, keahlian, dan jaringan," kata Operations and Programmes Directo, Devfanny Aprilia Artha.
Diketahui, Devfanny sendiri sudah lima tahun berprofesi sebagai pengajar persiapan tes Bahasa Inggris IELTS/TOEFL di berbagai kementerian, BUMN, dan lembaga negara.
Sementara Retno seperti yang telah dijelaskan di atas, dan Puspa merupakan emerging young leader yang aktif berkontribusi di bidang pendidikan baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.