Karena, dari pengamatan pendiri TransforMe, orang Indonesia yang mencari beasiswa punya masalah fundamental pada pola pikir dan kepercayaan diri.
"(Padahal) mindset yang benar adalah awal yang penting dalam tahap meraih beasiswa dan kepercayaan diri yang mantap adalah langkah pamungkasnya," kata Partnerships and Compliance Director TransforMe, Sutaningrat Puspa Dewi.
Di samping itu, Puspa juga menekankan, beasiswa itu bukan sekedar ajang unjuk prestasi, tapi juga bagaimana di masa depan bisa memberikan kontribusi nyata untuk negeri.
Lulusan Educational Leadership di Queen's University of Belfast tersebut juga membeberkan target profit akhir tahun TransforMe, melalui dua program panjang yang baru diluncurkan Juni ini.
"Kami baru saja meluncurkan program belajar bernama SIGAP (Scholarship Incubator and Global Accelerator Programme) yang bertujuan membantu anak muda Indonesia untuk mendapatkan beasiswa S2 dalam kurun waktu maksimal satu tahun," ujar perempuan asal Bali tersebut.
Baca Juga: Pelaku Startup Bersiaplah, Google akan Beri Pelatihan Virtual Secara Gratis!
Perkembangan luar biasa yang berhasil dicapai TransforMe sampai detik ini, tentu begitu berarti bagi ketiga pendirinya yang berangkat dari jalurnya masing-masing, membawa skillset dan komunitas sendiri.
Sejak kali pertama menggelar workshop hingga telah mampu membantu lebih dari 500 orang klien, nyatanya mereka mengawalinya tanpa bermodalkan uang sepersen pun.
"Jadi modal kami adalah pengetahuan, pengalaman, keahlian, dan jaringan," kata Operations and Programmes Directo, Devfanny Aprilia Artha.
Diketahui, Devfanny sendiri sudah lima tahun berprofesi sebagai pengajar persiapan tes Bahasa Inggris IELTS/TOEFL di berbagai kementerian, BUMN, dan lembaga negara.
Sementara Retno seperti yang telah dijelaskan di atas, dan Puspa merupakan emerging young leader yang aktif berkontribusi di bidang pendidikan baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.