JAKARTA, KOMPAS TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan China sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia.
Tak terkecuali juga berpengaruh pada Indonesia. Padahal, dulu China dipandang sebelah mata oleh dunia, termasuk pula Indonesia.
Namun saat ini, kondisnya telah berubah. China menjadi kekuatan ekonomi dunia. Bahkan, Luhut menyebut, jika China terganggu, maka dampaknya juga akan dirasakan oleh Indonesia.
Baca Juga: Luhut Bicara Kemungkinan Indonesia Mengalami Resesi
"Dulu kita anggap China ini seperti di Glodok saja, sekarang tidak," kata Luhut ketika menghadiri acara Dies Natalis IV Universitas Indonesia (UI) dikutip dari Kompas.com pada Jumat (14/8/2020).
"Sekarang 16 persen bahkan lebih perdagangan dunia itu dipegang oleh China. Jadi, kalau ada apa-apa dengan China, kita pasti terganggu."
Luhut mengatakan, pengaruhnya ke dunia pun terjadi ketika ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang masih berlangsung.
"Indonesia di tengah ketidakpastian global dan itu yang terjadi sekarang ini. Kalau kita melihat dari lanskap politik, ini sekarang restruktur dunia semakin terkoreksi karena globalisasi," ujar Luhut.
Baca Juga: Lembaga Keuangan AS Surati Luhut, Ingin Investasi Sektor Farmasi, Pertahanan, hingga Energi
"Kita pun merasakan perang ketegangan antara Amerika dengan China, dampaknya sangat luas."
Terlebih, ketika ada pandemi Covid-19 yang juga berdampak seluruh dunia, termasuk China yang dianggap paling signifikan goyah perdagangannya.
"Begitu ada Covid-19, dampaknya ke semua. Trade itu juga terganggu di China. RRT itu merajai perdagangan dunia," kata Luhut.
"Jadi, kalau ada sinikal terhadap ini, kita itu menutup diri kita. Padahal, kita enggak bisa. Kita harus melihat konteks dunia ini bagaimana."
Baca Juga: Tak Ada Lagi Main- main, Luhut Minta Pejabat BUMN Tak Melaksanakan TKDN Dicopot dari Jabatannya
Pemerintah juga sebelumnya menjelaskan, jatuhnya ekonomi China berpengaruh besar kepada dunia karena produk-produk yang dihasilkan oleh China adalah produk terbesar yang dimanfaatkan oleh dunia.
Produk tersebut baik berupa bahan baku mapun produk jadi. Hal itu kemudian menjadi masalah ketika negara tersebut menghentikan kegiatan produksinya akibat wabah virus corona.
Sebagai contoh adalah pengaruhnya terhadap Indonesia. Dari total ekspor China ke negara lain, bahan baku yang digunakan sekitar 30 persennya adalah dari Indonesia.
Ditambah pula wisatawan china yang datang ke Indonesia diperkirakan sejumlah dua juta per tahun.
Baca Juga: Luhut: Kita Dirampok oleh Banyak Orang Berpuluh Tahun, Tapi Masih Kaya Saja Tuh
Karena itu, tidak heran bila perkonomian China turun ke 1 persen maka perekonomian Indonesia akan terpengaruh sebesar sebesar 0,3 sampai 0,6 persen.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.