Kompas TV bbc bbc indonesia

Rusia Invasi Ukraina: China Tolak Sanksi dan Tak Salahkan Rusia, Erdogan Lakukan Mediasi

Kompas.tv - 2 Maret 2022, 12:28 WIB
rusia-invasi-ukraina-china-tolak-sanksi-dan-tak-salahkan-rusia-erdogan-lakukan-mediasi
Ilustrasi. Kendaraan lapis baja milik Rusia terbakar usai pertempuran di Kharkiv, Ukraina pada Minggu (27/2/2022). Pada Mingu (28/2/2022), otoritas Ukraina melaporkan setidaknya 11 tewas dan puluhan terluka akibat serangan roket Rusia. (Sumber: Marienko Andrew/Associated Press)
Penulis : Vyara Lestari

Ditambahkan Erdogan bahwa mengecam aksi Rusia saja tidak cukup.

Seruan Indonesia dan dunia

Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa serangan militer di Ukraina "tidak dapat diterima" dan juga "sangat membahayakan keselamatan rakyat" dan "mengancam perdamaian serta stabilitas kawasan dan dunia."

Pernyataan pemerintah Indonesia yang disiarkan Kementrian Luar Negeri RI pada Jumat (25/02), juga meminta agar serangan itu dapat segera dihentikan dan meminta semua pihak agar menghentikan permusuhan serta mengutamakan penyelesaian secara damai melalui diplomasi.

Indonesia pun mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah nyata guna mencegah memburuknya situasi.

Pemerintah, melalui Kementerian Luar Negeri, telah mempersiapkan rencana evakuasi WNI. Keselamatan WNI selalu menjadi prioritas pemerintah.

Pada Kamis (24/2) Presiden Joko Widodo merilis cuitan: "Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia."

Sejauh ini, cuitan tersebut telah dicuitkan ulang sebanyak lebih dari 9.000 kali dan disukai lebih dari 48.000 kali.

Rangkaian kecaman dari sejumlah pemimpin dunia terus mengemuka seiring dengan keputusan Rusia menginvasi Ukraina.

Di Eropa, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengecam keputusan Presiden Vladimir Putin.

"ini adalah salah satu masa terkelam di Eropa sejak Perang Dunia Dua," kata Borrell.

Menurutnya, kenyataan bahwa sebuah negara besar dan bersenjata nuklir menyerang negara tetangga lalu mengancam negara lain yang mencoba menyelamatkan adalah "pelanggaran terbesar hukum internasional" dan "pelanggaran prinsip-prinsip dasar koeksistensi manusia."

Uni Eropa, lanjutnya, akan menerapkan sanksi-sanksi terberat yang pernah diterapkan.

Baca juga:

Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson menyatakan bahwa dirinya "terkejut oleh kejadian-kejadian mengerikan di Ukraina".

Dia menilai Presiden Vladimir Putin "telah memilih jalan pertumpahan darah dan kehancuran dengan melancarkan serangan tanpa provokasi ini".

Inggris, tegas Boris Johnson, akan merespons dengan tegas.

Sementara itu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron—yang menghabiskan berjam-jam dalam pertemuan dengan Putin dan juga berbincang dengannya beberapa kali melalui sambungan telepon, mengatakan Rusia harus menghentikan aksi militernya.

Adapun Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, menilai Eropa sedang menyaksikan perang darat "yang kami sangka hanya bisa ditemukan di buku-buku sejarah".

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyatakan Putin "telah memilih perang yang direncanakan sebelumnya, yang akan membawa kehilangan nyawa dan penderitaan manusia dalam skala bencana."

Dunia, kata Biden, akan menganggap Rusia bertanggung jawab.

Biden menambahkan, dirinya akan menyampaikan pidato kepada rakyat Amerika mengenai beragam konsekuensi yang akan dihadapi Rusia.

Iran menyerukan agar ada solusi politik. Namun, menteri luar negeri Iran menyalahkan NATO yang membuat provokasi sehingga terjadi krisis di Ukraina.






Sumber : BBC




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x