Kompas TV regional berita daerah

UGM Gandeng Filantropi Filipina Bikin Obat Covid-19

Kompas.tv - 2 Desember 2020, 16:19 WIB
ugm-gandeng-filantropi-filipina-bikin-obat-covid-19
Ilustrasi UGM bekerja sama dengan Filipina bikin obat Covid-19 (Sumber: Pixabay)
Penulis : Switzy Sabandar

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- UGM bekerja sama dengan PT Filipina Antiviral Indonesia (FAI) mengembangkan obat antivirus dan antiinflamsi, termasuk untuk pengobatan Covid-19. Kerja sama itu tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Rektor UGM Panut Mulyono dan Presiden Direktur PT FAI Mario Parcusa Marcos pada 23 Oktober 2020.

Menurut Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Paripurna, kerja sama ini bagian dari upaya UGM menjalankan mandat dari pemerintah untuk tidak hanya memproduksi alat kedokteran, melainkan juga obat-obatan. Termasuk di dalamnya, memproduksi obat Covid-19.

“Pengembangan obat saat ini berada di tahap konsultasi dengan BPOM dan komite etik, dan pengembangannya akan dilakukan bersama dengan Kimia Farma,” ujar Paripurna dalam jumpa pers Kerja Sama PT FAI dan UGM, Rabu (2/12/2020).

Baca Juga: Madu Wanagama, Madu ala Peneliti UGM dengan Proses Tidak Lazim

Selain kerja sama dalam bidang pengembangan obat-obatan, PT FAI juga mendukung pengembangan laboratorium bioteknologi di UGM dan memberikan dana abadi untuk program pasca sarjana bagi para peneliti yang bergerak dalam pengembangan obat.

Proximate Coordinating Investigators dari UGM, Jarir At-Thobari, menuturkan kerja sama ini berawal dari keinginan UGM untuk mengembangkan teknologi obat antivirus dan antiviral, bahkan vaksin di Indonesia. Filantropi dari Filipina melalui PT FAI pun bersedia berkolaborasi.

“Selama ini jenis obat antivirus dan antiinflamasi yang ada masih sangat sedikit dan belum ada yang langsung diteliti dan diproduksi di Indonesia,” tuturnya.

Dalam pengembangannya, obat antivirus dan antiinflamasi ini juga akan menggunakan bahan baku dari Indonesia dengan menjadikan UGM sebagai pusat industrinya.

Penelitian ini akan dimulai pada awal 2021 dan target hilirisasi pada 2022. Saat ini, UGM sedang menunggu rekomendasi dari BPOM dan komite etik supaya bisaobat antivirus dan antiinflamasi bisa memasuki tahap pra klinis sampai uji ke manusia.

Baca Juga: Guru Besar Ilmu Budaya Pengkajian Amerika UGM Bicara Kemenangan Joe Biden

Sementara, Marcos berharap dukungan pengembangan obat antivirus dan antiinflamasi, pengembangan lab bioteknologi UGM serta pemberian beasiswa kepada peneliti muda yang berpotensi bisa memberikan manfaat bagi kedua negara.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x