Puncak Kemarau Kering di Wilayah Indonesia Diprediksi Terjadi Bertahap, BMKG Sebut Agustus-Desember
Sains | 10 Agustus 2023, 06:45 WIB"Memang El Nino indeksnya semakin menguat, sudah memasuki moderat dan diprediksi efek atau dampaknya akan makin terasa, yaitu kekeringan di hampir sebagian besar wilayah Indonesia," terangnya.
Melansir situs BMKG, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Pemanasan SML dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
Akibatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.
Baca Juga: 10 Tips Kurangi Paparan Polusi Udara di Dalam dan Luar Ruangan dari Pakar Kesehatan Paru UI
BMKG memprediksi musim kemarau tahun ini akan mirip dengan situasi pada 2019 dan tidak akan separah kemarau pada tahun 2015.
Puncak kemarau kering di Indonesia, imbuhnya, juga berpotensi menimbulkan kebakaran hutan (karhutla).
"Ada, potensi karhutla ada, seperti tahun 2019 kan juga banyak spot-spot (titik-titik) ya titik-titik api," ujarnya.
Akan tetapi, ia menekankan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), sehingga pemerintah telah menyiapkan mekanisme Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
"Sejak Desember (2022) kami udah sudah wanti-wanti dengan Ibu Menteri LHK, sudah menyiapkan TMC sejak Februari (2023)," terangnya.
Baca Juga: Pindah Ibu Kota Disebut Solusi Polusi Udara di Jakarta, Profesor UI Nilai Belum Holistik
"Kalau memulainya mendadak sudah di saatnya itu akan lebih sulit. Insyaallah meski secara alamiah potensinya kurang lebih seperti tahun 2019, tetapi semoga dengan kesiapan yang lebih semoga tidak separah 2019," imbuhnya.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV