6 Niat Puasa Ramadan 1445 H: Arab, Latin dan Artinya
Beranda islami | 11 Maret 2024, 08:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dengan penuh antusias menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Bulan ini dianggap spesial karena di dalamnya terdapat ibadah puasa, yang merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima.
Sebelum memulai ibadah puasa, umat Islam dianjurkan untuk membaca niat. Niat berperan vital dalam ibadah puasa karena menjadi penanda tujuan seorang Muslim menjalankan ibadah tersebut, yang membedakannya dengan menahan diri dari makan dan minum karena alasan lain.
Baca Juga: Ini Aturan Jam Kerja ASN Selama Bulan Ramadan, Pemerintah Pastikan Layanan Publik Tetap Jalan
Niat puasa Ramadan dibacakan pada malam hari, sebelum fajar menyingsing di hari berikutnya.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ لَمْ يَجْمَعِ الصِّيَامَ قَبْلَ اْلفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Artinya: "Siapa yang tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu fajar, maka ia tidak berpuasa," (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i: 2293).
Lafal Niat Puasa Ramadan Arab, Latin, dan Artinya
Berikut ini adalah enam contoh lafal niat puasa Ramadan yang dapat diucapkan oleh umat Islam, sebagaimana dilansir dari Nahdlatul Ulama.
Baca Juga: 50 Twibbon dan Ucapan Hari Raya Nyepi 2024 untuk Umat Hindu dalam Bahasa Bali dan Indonesia
1. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى .
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā.
Artinya: Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.
Lafal ini mencerminkan komitmen untuk menjalankan puasa Ramadan sebagai bagian dari kewajiban agama dalam tahun tersebut, dengan penuh kesadaran dan dedikasi kepada Allah SWT. Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Minhajut Thalibin dan Perukunan Melayu.
Kata “Ramadhana” merupakan mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda baca akhirnya berupa fathah, sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan tanda baca kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah.
2. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta‘ālā
Artinya: Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.
Baca Juga: Terdampak Cuaca Buruk, Antrean Kendaraan Menumpuk di Pelabuhan Merak!
Variasi lafal niat puasa Ramadan lainnya juga terdapat dalam berbagai kitab referensi, seperti Kitab Asnal Mathalib, Hasyiyatul Jamal, dan I’anatut Thalibin, yang masing-masing memiliki nuansa bahasa dan makna tertentu.
Semua lafal ini berakar pada niat yang sama: menjalankan puasa Ramadan dengan penuh kesadaran akan kewajibannya di hadapan Allah SWT.
Kata “Ramadhana” pada niat tersebut menjadi mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda fathah, sedangkan kata “sanata” diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafannya.
3. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā.
Artinya: Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.
Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Hasyiyatul Jamal dan Kitab Irsyadul Anam.
Baca Juga: ‘Long Weekend’ Libur Nyepi dan Jelang Ramadan, Tol Pasteur-Bandung Padat!
Kata “Ramadhani” dianggap sebagai mudhaf ilaihi yang juga menjadi mudhaf sehingga diakhiri dengan kasrah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarr-nya. Sementara kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr atas musyar ilaih kata "hādzihi" yang menjadi mudhaf ilaihi dari "Ramadhani".
4. نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma Ramadhāna
Artinya: Aku berniat puasa bulan Ramadhan.
5. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhāna
Artinya: Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.
Lafal niat 4 dan 5 diambil dari Kitab I’anatut Thalibin.
Baca Juga: 19 Daerah Umumkan Formasi Seleksi CPNS dan PPPK 2024, Ini Daftarnya
6. نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ
Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati ‘an fardhi Ramadhāna
Artinya: Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.
Niat puasa Ramadan nomor 6 ini dikutip dari Kitab Asnal Mathalib.
Penulis : Danang Suryo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV