> >

Tertipu Santunan Bodong, 600 Anak Yatim di Pandeglang Telantar dan Kelaparan

Peristiwa | 15 Juli 2020, 19:30 WIB
Ilustrasi anak telantar. (Sumber: TRIBUNNEWS.COM )

PANDEGLANG, KOMPAS.TV – Sekitar 600 anak yatim telantar di halaman Masjid Jamiatul Iqro Kampung Laba, Desa Cigondang, Labuan.

Sebelumnya, pada Minggu (12/7/2020) mereka dijanjikan akan diberikan santunan oleh seorang warga di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Lalu, rombongan anak yatim tersebut datang ke Cigondang sekitar pukul 10.00 WIB dan menunggu di halaman masjid yang dijadikan tempat pembagian santunan.

Namun, setelah menunggu seharian bantuan tidak ada. Hingga sore hari, tidak ada panitia yang muncul untuk membagikan santunan.

Baca Juga: Siswi Yatim Piatu Berprestasi Ini Terancam Putus Sekolah, Karena Peraturan PPDB 2020

"Kurang lebih sekitar 600 anak yatim, datang menggunakan tiga bus yang disewa penyedia bantuan. Mereka datang dari berbagai kecamatan seperti Panimbang, Cigeulis dan juga Labuan," kata Kepala Desa Cigondang Cepi Ahmad Suteja, Rabu (15/7/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.

Warga yang melihat ratusan anak yatim tersebut telantar cemas dan melapor ke pihak desa.

Menurut Cepi, pihak penyelenggara tidak memberi informasi jika akan ada acara santunan. Dirinya mengetahui informasi tersebut dari staf desa yang melaporkan.

"Saya pribadi baru tahu jam 4 sore dari pihak staf desa nelepon ke saya, katanya pak ke sini ada masalah besar. Ada santunan anak yatim bodong," ucapnya.

Di lokasi pembagian santunan, Cepi mendapat laporan bahwa pemberian santunan tersebut diselenggarakan oleh warga setempat berinisial E.

Baca Juga: Terancam Putus Sekolah, Anak Yatim dan Dhuafa di Panti Asuhan Turut Terdampak Corona

Pada Minggu pagi, E meminta ibu-ibu di Kampung Laba berkumpul untuk membantu membungkus makanan ringan yang akan dibagikan ke anak yatim sebanyak 600 bungkus.

"Tapi ternyata snack tidak ada, si E juga tidak ada, sementara anak-anak yatim pada nunggu di sana, pada nangis lelah dan kelaparan," tutur Cepi.

Cepi akhirnya meminta anak-anak kembali dipulangkan ke rumah masing-masing menggunakan bus yang digunakan untuk mengantar. Namun ternyata uang sewa bus juga sebesar Rp6 juta belum dibayar.

"Akhirnya pakai uang saya dulu, untuk beli solar, yang penting anak-anak kembali pulang ke rumah masing-masing,” katanya.

Seluruh peserta santunan akhirnya meninggalkan lokasi sekitar pukul 17.30 WIB.

Baca Juga: Resepsi Pernikahan Putri Wawali Samarinda Ditunda, 50.000 Konsumsi Dibagikan ke Yatim Piatu

Hingga saat ini pihak desa masih mencari tahu keberadaan penyelenggara dan motif santunan bodong tersebut. Kasus ini, kata Cepi juga sudah dilaporkan ke polisi.

Sementara Kapolsek Labuan Kompol Nono Hartono mengatakan, pihaknya tengah melakukan investasi terkait kasus yang menghebohkan warga Labuan ini.

"Laporan belum ada, tapi anggota sudah diturunkan untuk investigasi. Tapi belum berhasil karena orang rumahnya yang bernama E belum ketemu sampai saat ini, belum dapat data lengkap," kata Nono.

Penulis : Idham-Saputra

Sumber : Kompas TV


TERBARU