3 Pemudik Dikarantina di Gudang Kosong, Tiap Malam Menangis Didatangi Hantu
Berita daerah | 25 April 2020, 15:58 WIBSRAGEN, KOMPAS TV - Tiga pemudik yang berada di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, diketahui menangis tiap malam selama menjalani karantina di gudang tas karena didatangi hantu.
Kepala Desa Sepat, Mulyono, mengatakan ketiga pemudik yang menjalani karantina di ‘rumah hantu’ itu merupakan warga Desa Sepat yang baru datang dari Jakarta, Lampung, dan Kalimantan.
Mereka menyerah menjalani karantina di tempat yang sudah disediakan tersebut karena mengaku didatangi sosok hantu.
“Rumah hantu itu memang disiapkan pemerintah desa dan tim Satgas Covid-19 Desa Sepat bagi para pemudik yang tidak tertib menjalani karantina mandiri di rumah,” kata Mulyono seperti dikutip kompas.com pada Sabtu (25/4/2020).
Baca Juga: Pemudik Bandel Siap-Siap Dikarantina di Rumah Angker
Mulyono menjelaskan, ketiga pemudik tersebut dianggap tidak tertib saat menjalani karantina mandiri di rumahnya masing-masing.
Karenanya, ketiganya dijemput tim Satgas Covid-19 Desa Sepat untuk menjalani karantina di rumah hantu.
Baru beberapa hari menjalani karantina di rumah hantu, ketiga pemudik meminta dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di gudang ksosng tersebut," ucap Mulyono.
Setelah kejadian itu, orang tua para pemudik menemui Mulyono tiga kali. Mereka memohon agar anaknya dapat menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.
Mulyono tidak begitu saja mengabulkan permohonan mareka. Syaratnya, para orang tua tersebutharus berkomitmen untuk mengawasi anak-anaknya karantina mandiri di rumah.
"Orang tuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar dia.
Baca Juga: Tangani Covid-19, Polisi Kalbar Siapkan Flat Karantina Mandiri
Mulyono mengatakan, rumah hantu yang disediakan untuk karantina bagi pemudik bandel tersebut memanfaatkan bangunan bekas gudang tas. Gudang tas ini sudah sekitar 10 tahun dibiarkan kosong.
"Niat kita membuat rumah hantu ini adalah untuk karantina bagi pemudik yang bandel menjalani karantina mandiri di rumah," ujar Mulyono.
Mulyono berharap dengan adanya kejadian pemudik yang didatangi sosok hantu saat menjalani karantina, tidak ada lagi pemudik yang bandel.
Pemudik yang baru pulang mudik dari perantauan diharapkan bisa menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari dengan tertib.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV